Seorang penginjil
jalanan asal Inggris dituduh rasis oleh pihak kepolisian setempat. Dia bahkan diperlakukan kasar sebelum akhirnya ditangkap karena dituduh melanggar perdamaian.
Seperti diberitakan
Chrsitianheadlines.com, pengkhotbah jalanan
ini ditangkap saat mengabarkan injil di pinggir jalan Southgate Station London N14.
Saat menyampaikan khotbahnya, tiba-tiba seorang petugas kepolisian menghampiri dan mengajukan pertanyaan tentang aktivitasnya.
Detik-detik
penangkapan itu terlihat jelas di sebuah video pendek yang diposting di Twitter oleh pemilik akun EyeOnAntisematism. “Apa yang kamu lakukan di sini?” demikian petugas mengajukan pertanyaannya.
Dengan segera
penginjil jalanan itu memeluk Alkitabnya erat-erat, dia memberi tahu petugas kalau
dia sedang berkhotbah. Lalu salah satu polisi menegaskan, “Anda berkhotbah…Saya akan meminta Anda pergi.”
Namun, pengkhotbah
itu sempat menolak dan terus melanjutkan khotbahnya. Merasa tak mematuhi perintah,
kedua polisi tersebut kemudian menangkapnya. “Oke, kalau begitu saya akan menangkap Anda,” ucap petugas tersebut.
Sekali lagi
pengkhotbah itu memberi tahu petugas bahwa dia tidak bisa pergi karena dia perlu membagikan kabar keselamatan kepada orang-orang.
Petugas itu
lalu menjawab, “Saya menghargai hal itu. Tapi tidak ada yang mau mendengarkannya. Mereka mau Anda pergi,” jawab petugas.
Tak lama kemudian
petugas kedua datang di tempat kejadian dan menangkap pria tersebut dan berusaha
mengambil Alkitab yang ada ditangannya. Tak mau Alkitabnya diambil, pengkhotbah jalanan itu terus memohon. Bukannya membiarkan, petugas malah menasihatinya.
“Anda seharusnya memikirkan melakukan hal ini (menginjili di jalanan) sebelum Anda memutuskan jadi orang yang rasis,” ucap
salah satu petugas.
Sebuah
sumber menyampaikan, penangkapan tersebut diduga merupakan pengaduan dari
seseorang. Bahkan sebelum polisi tiba di lokasi, pria itu secara verbal dianiaya
oleh seorang pria dan masalah itu akhirnya memicu pengaduan. Dia ditangkap dengan
tuduhan menyebarkan isu rasisme.