Apa Kata Alkitab Tentang Menghadapi Anak Yang Memberontak?
Sumber: zoomeru.com

Parenting / 28 February 2019

Kalangan Sendiri

Apa Kata Alkitab Tentang Menghadapi Anak Yang Memberontak?

Naomii Simbolon Official Writer
4152

Dunia remaja memang selalu beragam dengan segala kenakalannya. Darah muda yang ada pada mereka membuatnya ingin mengenal dan mencoba sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya.

Nah, rasa ingin tahu mereka tersebut mengarah ke sifat kritis yang sebenarnya itu adalah sesuatu yang baik bila dimiliki para generasi muda, asalkan dalam menggunakannya tetap pada jalur yang sesuai dengan batasan-batasan yang ada.

Namun sayangnya, nggak semua anak bisa melakukan ini.

Yang paling memprihatinkan adalah kenakalan anak remaja saat ini kadang begitu keterlaluan dan membuat para orangtua sangat cemas.

Meski demikian, sebagai orangtua Kristen jangan cemas berlebihan ya. Jangan sampai pingit anak remajamu seperti robot. Yang namanya 'sifat nakal' pasti dimiliki semua orang pada musimnya.

Tetaplah hirup oksigen yang segar untuk masuk ke jiwa kamu, sehingga lebih semangat untuk mendidik anak. Dari pada stres dan semua berantakan?

1. Ingat dan sadarilah bahwa semua ini dibawah kontrol Tuhan. Ini pekerjaan-Nya!

Hal pertama yang harus kamu sadari ketika orang yang kamu cintai yaitu anak kamu melakukan sesuatu yang memalukan dan sulit untuk pulih atau bertobat adalah mengetahui dan mengimani bahwa ini bagian dari pekerjaan Tuhan.

Tuhan jauh lebih peduli kepada anak kamu. Ingatlah bahwa Yesus datang ke dunia dan mati demi orang yang dicintai-Nya yaitu kita. Jadi kamu nggak sendiri dalam hal ini. Tuhanpun peduli terhadap anakmu dan pemulihannya.

Jadi serahkan kekuatiranmu kepada Tuhan dan biarkan Dia melakukan pekerjaan-Nya.

Jika kamu memiliki anak, cucu, pasangan atau siapa saja yang begitu bandel dan hidup diluar dari kebenaran Tuhan, maka ingatlah untuk membedakan antara apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan saja.

Jangan mencoba melakukan apapun yang hanya bisa dilakukan oleh Tuhan. Berdoalah terus dan kasihi dia.

2. Mengakui bahwa ini adalah pertempuran rohani

Ketika anak yang kamu kasihi sedang berada dalam sebuah krisis maka ini adalah pertempuran rohani, namun demikian Yesus akan menengahi hal ini dengan cara yang jauh melebihi dari yang kamu bisa.

Roma 8:34 mengatakan,"Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi; yang telah bangkit, yang duduk juga di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi pembela bagi kita?"

Nggak cuma itu, Ibrani 7:25 juga berkata," Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka."

Jika kamu pernah mengalami krisis dan pernah nakal seperti anakmu saat ini, lalu kamu pulih dari kegagalan itu, dan mampu mengatasi godaan yang sangat hebat berkepanjangan itu, maka itu semua karena pendoa syafaat kamu di surga. Dia ada di sana dan memohon atas namamu di hadapan takhta Allah.

Setan mungkin menyerang anakmu dengan cara yang kita tak bisa pahami sepenuhnya, tetapi Yesus berdoa untuk kita. Dia menjadi penengah untuk pertumbuhan anakmu.

3. Jagai diri kamu sendiri

Sepanjang proses yang sulit dalam mendidik anak seperti ini. Kita tetap harus waspada.

"Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anaNya sendiri." (Kis 20:28)

Dalam ayat ini, kita diberitahu untuk menjaga diri kita sendiri. Jika tidak, maka kita nggak akan bisa secara efektif merawat anak-anak yang membutuhkan kita demi pertumbuhan mereka.

Jadi, kita perlu membuat batasan demi perlindungan kita, yaitu dengan cara menjagai diri dengan berdoa. Karena kalau kita nggak menjaga diri kita sendiri maka itu berarti kita membiarkan  anak kita untuk tetap nakal.

Itulah 3 hal yang bisa kamu ingat ketika anak berada dalam masa krisis dalam hal pertumbuhannya dalam Tuhan.

Se-nakal atau seperti apa pun mereka,  tetaplah kasihi dan rangkul. Karena gimanapun, mereka adalah anak-anak kamu, dan Tuhan mempercayai kamu menjadi orangtuanya karena kapasitasmu yang cukup menurutNya.

Sumber : crosswalk | Jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami