Gereja Kuba Protes Akan Dilegalkannya Pernikahan Sesama Jenis Dengan Cara Ini!
Sumber: The Guardian

Internasional / 18 February 2019

Kalangan Sendiri

Gereja Kuba Protes Akan Dilegalkannya Pernikahan Sesama Jenis Dengan Cara Ini!

Puji Astuti Official Writer
2282

Gereja-gereja di Kuba sepakat untuk menolak pelegalan pernikahan sesama jenis di negara itu. Selain dengan spanduk dan poster yang dipasang diberbagai tempat, sebuah gereja melakukan protes dengan cara unik, yaitu 100 lebih pasangan menikah yang memperbaharui perjanjian nikah mereka.

“Kami bersuara atas nama pernikahan yang seperti dirancangkan sejak mulanya (oleh Allah-red),” ungkap Bishop Ricardo Pereira dari Gereja Methodist Kuba yang menekankan bahwa apa yang mereka lakukan bukan bersifat politis tetapi merupakan ekspresi iman mereka.

“Ini adalah pertama kalinya sejak kemenangan revolusi bahwa gereja-gereja injili membuat satu pernyataan. Ini historis,” demikian tambahnya saat berada di depan ratusan pasangan suami-isteri itu.

Baca juga:

Kata Alkitab: Cara Menyikapi Mereka Yang Terlibat Dengan Homoseksual

Pertobatan Pekerja Homoseksual Setelah Menonton Solusi

Sambil memegang rangkaian bunga, Debora Lisset Covas (32) menyatakan bahwa demonstrasi itu bukan bersifat anti homoseksual.

“Saya memiliki tante yang lesbian dan saya memiliki teman dan rekan kerja yang homoseksual. Mereka semua adalah ciptaan Tuhan dan saya mengasihi mereka,” demikian ungkap Debora.

“Tetapi saya tidak mau ideology gender diajarkan di sekolah. Itu yang terjadi di Negara lain setelah pernikahan sesama jenis dilegalkan,” ujar Debora mengungkapkan kekuatirannya akan masa depan anak-anak di negara tersebut.

Menurut berita yang dirilis oleh The Guardian pada 18 Februari 2019 tersebut, gereja telah mengirim petisi yang ditandatangani oleh 178.000 orang yang menolak pelegalan pernikahan sesama jenis pada Oktober 2018 lalu.

Namun pemerintah Kuba akan mengubah konsitusi di Negara tersebut berkaitan dengan definisi pernikahan dimana dinyatakan bahwa pernikahan adalah “penyatuan sukarela antara dua orang” dan dari sebelumnya adalah “antara pria dan wanita”. Peniadaan kata “antara pria dan wanita” itu menurut pemerintah Kuba untuk menghormati semua pendapat. Konstitusi yang baru tersebut akan diputuskan setelah dilakukan referendum yang akan dilakukan pada Senin depan.

Apa yang dilakukan oleh gereja-gereja di Kuba patut diacungi jempol. Gereja harus berani bersuara untuk menegakkan kebenaran, dan keberadaannya harus berdampak bagi negara dan masyarakat dimana Tuhan tempatkan. 

Sumber : The Guardian
Halaman :
1

Ikuti Kami