Isu pindah
agama artis Soraya Haque dan keluarganya beredar luas sejak akhir bulan
Desember 2018 silam. Hal ini muncul setelah sejumlah foto yang menggambarkan dirinya dan keluarga sedang merayakan Natal di sebuah gereja.
Menyikapi berita itu, Soraya yang adalah adik kandung dari Marissa Haque ini menerangkan terkait kebenarannya. Lewat sebuah wawancara, wanita berusia 54 tahun ini menjelaskan kalau kehadiran mereka dalam sebuah acara Natal di akhir tahun yang lalu adalah untuk tujuan mengajarkan anak-anaknya soal menjadi bermanfaat bagi orang lain.
Baca Juga:
Kenapa Hari Valentine Bagi Sebagian Warga Indonesia Dianggap Haram?
Pemkot Bandung Keluarkan Perda Baru Soal Aturan Bangun Rumah Ibadah, Ini Isinya…
Isu pindah agama
pun ditampiknya sebagai berita tak benar. Pasalnya, di postingan media sosial yang
dibagikannya dia menyampaikan dengan jelas bahwa keluarganya hanya membantu saudara yang berbeda agama dengannya.
“Membantu teman-teman
dari sebuah gereja yang akan mempersiapkan ibadah Natal sebagai wujud toleransi
langsung yang dapat kami sekeluarga lakukan di lingkungan tempat tinggal,” terangnya.
Di kegiatan
Natal itu, sebagai seorang Muslim Soraya dan keluarga membantu membuat pohon Natal
dan juga membagi-bagikan makanan kepada jemaat. Menyaksikan keterbukaan keluarga
ini, jemaat gereja bahkan mengaku bersyukur karena hal semacam itu dianggap sudah langka terjadi saat ini.
“Dan tahu nggak
ketika menawarkan bantuan reaksinya mereka bilang apa, mereka mengatakan gini, ‘Wah
masih ada orang zaman sekarang seperti anda sekeluarga yang mau melakukan itu,
kami rindu.’ Dan itu buat kami seperti air surga yang bisa ditelan, membuat kebahagiaan itu menjadi satu hal ingatan,” ucapnya.
Sikap toleransi
Soraya dan keluarganya pun tak hanya tampak saat perayaan keagamaan umat
Kristiani. Tapi baru-baru ini mereka juga terlihat kompak mengikuti perayaan imlek.
Soraya menegaskan,
kalau apa yang keluarganya lakukan terhadap orang-orang berkeyakinan berbeda dengan
mereka hanyalah bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat toleransi yang sudah
tampak memudar. Apa yang mereka lakukan seharusnya tidak menimbulkan perbincangan
publik. Karena hal-hal semacam itu harusnya sudah dianggap biasa di Indonesia,
bahwa keberagaman harus dirayakan bersama. Sehingga kehidupan itu seimbang,
baik secara vertikal kepada Tuhan dan juga horizontal kepada sesama.