Apa Kamu Percaya Suara Intimidasi di Kepalamu? Tangkal Dengan Kebenaran Firman Ini…
Kalangan Sendiri

Apa Kamu Percaya Suara Intimidasi di Kepalamu? Tangkal Dengan Kebenaran Firman Ini…

Lori Official Writer
      4430

Matius 22: 29

Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 42; Kisah Para Rasul 14; Keluaran 33-34

Waktu aku mengingat masa bertahun-tahun dimana aku menghajar diriku sendiri untuk semua hal, aku mulai merasa ngeri sendiri. Selama bertahun-tahun, aku menghajar diriku sendiri dengan kata-kata yang ada di kepalaku. “Aku bukan orang yang baik. Aku orang yang mengerikan karena memikirkan pikiran yang mengerikan. Tuhan gak mengasihiku karena plihan yang aku buat. Tuhan gak akan mengampuniku karena hal-hal yang aku lakukan.”

Masa menghukum diri sendiri itu sudah berlalu. Aku percaya Tuhan mengasihi orang lain, tapi aku sama sekali tak percaya kalau Dia juga mengasihiku.

Sebagai pengikut Yesus, aku mengerti kalau aku punya musuh. Aku tahu siapa dia. Yang aku tak mengerti adalah intimidasi yang terdengar keras dan jelas itu pada dasarnya berasal dari si musuh. Si iblis pasti senang kalau salah satu putri Perjanjian Allah terjebak dalam beban keputus asaan dan rasa bersalah setiap hari.

Dalam Matius 22: 29, Yesus menyampaikan kepada orang-orang Saduki “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” Pernyataan ini juga ditujukan untukku. Aku keliru soal cara Tuhan memikirkanku. Aku gak mengerti soal Alkitab atau kuasa Allah.

Dalam Matius 22: 23-32, Yesus berbicara kepada orang Saduki tentang kebangkitan dan kehidupan setelah kematian. Orang-orang Saduki berusaha untuk menjebak Yesus. Mereka tak begitu mengerti soal siapa yang mereka bicarakan. Poin Yesus cocok untuk situasiku. Berapa kali kita percaya suara keras dan dusta yang kita dengar di kepala kita? Berapa kali kita kuatir, takut dan resah karena kita tak tahu atau tak percaya pada kekuatan Tuhan?

Tuhan memberi kita firman-Nya. Dia mengutus putra-Nya Yesus Kristus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Dia membuat perjanjian dan sumpah, tapi kalau kita tak mengenal Dia dengan meluangkan waktu bersama-sama dengan Dia atau dalam firman-Nya, kita bisa menjalani hidup kita dengan mempercayai kebohongan.

Segala sesuatunya mulai berubah saat aku bertemu dengan seorang saudari Kristen yang lebih dewasa. Dia berjalan bersamaku dan mendorongku untuk mengenal Tuhan secara pribadi lewat firman-Nya. Semakin aku belajar, semakin terbuka pula mata imanku soal kebenaran.

Aku senang sekali saat tahu kebenaran yang Tuhan pikirkan soal aku. Aku adalah ‘Anak perempuanNya yang terkasih, yang Ia senangi.” (Matius 3: 17). “Aku diterima sebagai yang terkasih.” (Efesus 1: 6). “Aku adalah biji mataNya.” (Mazmur 17: 8). Sebagai biji mataNya aku sangat dihargai dan dilindungi sepenuhnya.

Aku menemukan kebebasan baru saat aku tahu kalau ‘tak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Roma 8: 1). Seiring waktu, aku tahu kalau pertempuranku bukanlah melawan darah dan daging. Tapi aku harus bertarung dengan menggunakan senjata Allah!

Saat aku diserang dengan dosa-dosa yang aku lakukan, aku menanggapi pikiran itu dengan. “Ya, itu benar, tapi darah Anak Domba, Yesus Kristus sudah menebusku."

“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (Yesaya 43: 25)

Saat suara di kepalaku berusaha meyakinkanku kalau aku tak layak atau tak diinginkan, aku sekarang bisa berkata. Tidak! Aku menolak pikiran itu! Aku justru memegang kebenaranNya bahwa sebelum Allah menciptakan dunia ini, Dia bahkan sudah memilih dan mengasihiku (Efesus 1: 4).

Kalau kita benar-benar mengerti isi Alkitab, kalau kita bisa percaya pada kuasa Tuhan, kita bisa melawan atau menolak suara-suara yang berteriak itu.


Intimidasi hanya akan membuat kita jauh dari kasih Tuhan. Jangan lengah! Tanggapi dengan senjata iman kita

 

Hak cipta Anne Ferrell Tata, digunakan dengan ijin.

Ikuti Kami