Sebuah artikel yang diterbitkan di Daily Mail pada tahun 2016
silam menyampaikan kalau coklat bisa menyembuhkan batuk. Penulis Dr. Alyn
Morice, MD merupakan kepala penelitian kardiovaskular dan pernapasan di Universitas of Hull merujuk pada penelitian baru yang menarik.
Dia mengklaim kalau obat batuk yang mengandung coklat terbukti
lebih baik daripada obat batuk sirup yang dijual di pasaran. Hal ini disebabkan
karena coklat lebih lengket dan lebih viskosa daripada obat batuk standar. Hal
ini menyebabkan terbentuknya lapisan pelindung di ujung saraf tenggorokan yang memicu terdesaknya batuk keluar.
Dalam uji klinis ini, peneliti melakukan uji coba kepada 137 pasien.
Sebagian diberikan obat batuk yang mengandung coklat dan sebagian lainnya diberi obat batuk sirup biasa. Mereka lalu mengkonsumsi obat ini selama tujuh hari.
“Perbandingan keduanya menemukan kalau pasien yang menggunakan
obat berbasis coklat mengalami peningkatan yang signifikan dalam dua hari,” tulis Dr. Morice dalam artikelnya.
Sementara bagi pasien yang menggunakan obat batuk sirup
biasa, didapati mengalami peningkatan gangguan tidur. “Dua kali lebih banyak pasien
yang meminum (obat batuk coklat) bisa menghentikan pengobatan lebih awal karena batuk mereka sudah sembuh,” ucapnya.
Senada dengan ini, sebuah penelitian tahun 2004 juga menerbitkan
kalau therobromine atau senyawa berbasis coklat yang digunakan di dalam obat batuk bekerja lebih baik daripada obat batuk lainnya.
Studi 2017, juga menemukan kalau obat batuk berbasis coklat lebih
efektif dalam mengurangi frekuensi batuk dan gangguan tidur daripada sirup tradisional.
Meski begitu, Dr. Morice menegaskan kalau obat batuk berbasis
coklat ini tidak sama dengan permen atau minuman coklat. “Minuman coklat tidak
akan memiliki efek yang sama, karena coklat tidak bersentuhan dengan tenggorokan
cukup lama untuk membentuk lapisan pelindung. Perlahan mengisap sepotong coklat
bisa memberikan sedikit kelegaan (ditenggorokan), tapi aku pikir itu adalah
cara senyawa coklat bekerja dengan bahan-bahan lain di dalam obat sirup yang membuatnya bekerja lebih efektif.
Meski membeberkan soal khasiat obat batuk berbasis coklat, Dr.
Morice dalam satu kesempatan menyampaikan penyesalannya karena artikel yang dia
tulis telah menimbulkan kesimpangsiuran. Dia menegaskan jika obat batuk
Unicough standar tetap baik untuk mengobati batuk. Namun harus dipastikan jika obat
tersebut mengandung diphenhydramine, antihistamin yang ditemukan di dalam obat Benadryl dan beberapa obat batuk dan pilek lainnya.
Para ahli batuk juga merekomendasikan supaya penderita
meminum banyak cairan atau mandi uap supaya saluran udara menjadi lembab dan lendir
di tenggorokan menjadi cair. Banyak dokter yang juga masih mengandalkan madu
dan lemon sebagai obat batuk alami yang terbaik. Dan obat alami ini bahkan bisa
bekerja lebih efektif jika dicampurkan dengan rempah-rempah seperti kayu manis,
kunyit, lada hitam dan bubuk jahe.
Secara umum, ada banyak pengobatan rumahan dan obat batuk lain
yang bisa membantu penderita merasa lebih baik. Dan tentu saja obat batu berbasis
coklat bukan satu-satunya obat batuk yang harus kamu konsumsi untuk meredakan batukmu.