Yang namanya perbedaan tentu nggak mudah untuk menyatukannya
ya. Apalagi kalau soal agama, sangat sensitif!
Seperti yang kita ketahui, baru-baru ini di Indonesia ada
banyak orang yang dipenjarakan dan dituntut
karena pelecehan agama atau ujaran kebencian dan lain sebagainya.
Rasanya sila ke-3 Pancasila sulit sekali di
realisasikan,'Persatuan rakyat Indonesia.'
Meski keadaannya begitu, tanpa kamu ketahui ternyata ada satu
wilayah di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi toleransi umat beragama loh.
Siapa sangka bahwa salah satu kampung di kota Bandung ini
terkenal sebagai kampung toleransi karena menjadi cerminan keanekaragaman
budaya dan agama yang baik.
Kampung Toleransi ini terletak di RW 04 Kelurahan Jamika,
Kecamatan Bojongloa Kaler, kota Bandung.
Kampung yang terdiri dari 16 RT ini, dikelilingi oleh beberapa
rumah ibadah dari agama yang berbeda.
Uniknya, rumah ibadah di kampung ini, berdekatan.
Ada yang berdempetan, ada juga yang berjarak cuma 1.5 meter
saja.
Misalnya tembok Masjid Jamie Al Asror dengan Vihara Ratnapani
yang satu tembok alias berdempetan.
Dikutip dari Tribunnews, Jahja Kosim (59) selaku sektretaris
di kampung ini mengatakan bahwa kampung ini diresmikan oleh Gubernur Ridwan Kamil pada 20 Agustus 2017 silam.
" Pemerintah hanya meresmikan saja, selebihnya ya
pemerintah menyemangati kita jangan sampai pudar. Jadi kalau anggaran kita
prinsipnya udunan dari masyarakat," ujar Jahja , dikutip dari Tribun Jabar (05/02/19)
Ternyata toleransi dan kerukunan beragama di kampung ini sudah
terjalin sejak lama. Mereka bahkan melakukan perayaan bersama-sama dan saling
membantu ketika ada kegiatan ibadah agama masing-masing.
"Kalau cerita akidah masing-masing tapi kalau ikut serta
atau memeriahkan kita sama-sama. Misal tahun lalu ada buka bareng (bukber),
penyelenggara vihara di kampung toleransi mengkonsolidasikan dari aparat setempat
RT RW," ujarnya
Jahja yang penganut agama Kristen tersebut mengaku bahwa dia
banyak belajar dari agama lain ketika tinggal di kampung ini.
Dia mengaku pernah diajak makan bareng ketika Idul Adha hingga
ke Vihara untuk pertama kalinya.
Sampai saat ini, Kampung Toleransi memiliki 4 gereja, 4 masjid
dan 2 vihara.
Jahja juga berharap toleransi keberagamaan di kampung ini bisa
diturunkan ke generasi berikutnya dan menjadi contoh bagi daerah lainnya.
"Mudahan-mudahan apa yang sudah diturunkan bisa
mewariskan ke generasi berikutnya. Kita juga berharap bisa jadi contoh ada cara
untuk masyarakat untuk saling bantu," ujarnya.
Mudah-mudahan hal yang serupa bisa dilakukan oleh seluruh
daerah di Indonesia ya, supaya tidak ada lagi ujaran kebencian, dan penodaan
agama hingga perang atau demo karena perbedaan agama.