Pendeta Hillsong NYC (New York City) Carl Lentz mengecam legalisasi
Undang-undang (UU) aborsi yang baru saja ditandatangani oleh Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo. Dia bahkan menyebut hari itu sebagai ‘hari yang kelam'.
“Meskipun dibungkus dan memakai bahasa yang
diklaim beberapa orang akan melindungi ibu dari bahaya, satu-satunya cara saya bisa
menggambarkan dimana kita saat ini dan kemana semua ini akan berlabuh…adalah jahat, memalukan dan kejam,” tulisnya dalam akun Instagram pribadinya.
Dia tetap tak membenarkan sekalipun undang-undang itu bertujuan
untuk melindungi hak-hak perempuan. “Kami hanya percaya kalau perempuan yang
masih dalam kandungan pantas mendapatkan hak mereka untuk hidup dan bernapas,” lanjutnya.
Dia merasa kalau hukum seperti UU yang mengatur tentang aborsi tersebut hanya
berlaku jika seseorang bisa bersuara. Tetapi jika seseorang menganggap dia "layak/tidak layak" maka dia tidak memiliki perlindungan hukum.
“Mazmur 139 memberi tahu kita sebaliknya. Saya masih berharap kalau Tuhan akan membantu kita mengangkat suara kolektif kita, untuk melihat hal ini berubah. Hal ini tidak boleh dibiarkan,” lanjutnya.
Baca Juga :
Gonta-ganti Pacar dan Aborsi, Bawa Leny Maharani Larut dalam Penyesalan
Anaknya Akui Bosan ke Gereja, Pendeta Hillsong NYC Ini Jelaskan dengan Pandangan Ini
Dia membagikan kritikan terhadap Undang-undang Kesehatan Reproduksi
dengan foto lamanya bersama ketiga anak-anaknya. Di sana dia menambahkan jika hidup mereka adalah sebuah keajaiban.
Sementara Gubernur Cuomo membela diri di tengah kontroversi atas
UU aborsi ini. Meskipun ia dikenal sebagai penganut Katolik sejati, Cuomo justru menyalahkan
Gereja Katolik dengan mengatakan kalau mereka tak memberikan kebebasan bagi kaum perempuan untuk menentukan pilihan.
“Gereja Katolik tidak percaya pada hak wanita untuk memilih.
Ya, saya mengerti pandangan agama mereka. Tapi saya di sini bukan untuk membuat undang-undang agama,” ucap Cuomo pada Selasa, (29/1) lalu.
Cuomo bahkan membela ayahnya, Mario Cuomo, yang merupakan mantan
Gubernur New York selama tiga periode, karena telah menerima kritik serupa atas dukungannya terhadap aborsi di New York.
Mendengar pernyataan Cuomo, seorang pastor Gereja Katolik New
York Jonathan Morris menyampaikan jika Cuomo pantas untuk dikucilkan sebagai jemaat
Katolik. Karena melegalkan aborsi bukan sifat dari jemaat Katolik. “Untuk
beberapa alasan dia masih menyebut dirinya seorang Katolik. Saya hanya akan mengatakan
kembali atau hanya mengatakan kalau Anda bukan seorang Katolik,” tandasnya.
Semua
gereja pasti setuju jika praktik aborsi sangat dilarang keras. Tapi pada
kenyataannya, sebagian besar negara-negara bagian Amerika sudah terang-terangan melegalkan
aborsi.