Istilah sugar daddy mungkin gak asing lagi ditelinga sebagian
orang, terutama yang tinggal di perkotaan. Sugar daddy ini merupakan istilah
yang disematkan kepada para pria berusia yang memilih menjalin asmara dengan perempuan muda, yang istilahnya disebut sugar baby.
Secara spesifik, sugar daddy adalah laki-laki berusia di atas
35 tahun yang memiliki kemampuan finansial yang kuat. Kemampuan inilah yang
dimanfaatkan oleh sugar baby sebagai sumber dana untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Sugar baby kebanyakan adalah mereka berusia di bawah 25 tahun.
Di kamus Business Insider menjelaskan, hubungan asmara sugar
daddy dan sugar baby ini sering disebut dengan sugar dating. Yaitu hubungan romantis
yang dijalin perempuan lebih muda dengan pria lebih tua dengan imbalan bahwa si perempuan mendapat pemenuhan kebutuhannya secara finansial.
Lalu apa sih pandangan Alkitab soal hubungan sugar dating seperti ini?
Di Alkitab tokoh yang juga punya hubungan asmara yang terpaut usia yang cukup jauh adalah Boas dan Rut.
Namun sekalipun usia pasangan ini terpaut cukup jauh, hal itu
tampak bukan masalah di masa itu. Sebaliknya, mereka diceritakan memiliki kehidupan yang bahagia.
Pertanyaannya adalah apakah jadi sugar daddy dan sugar baby adalah dosa?
Hubungan Boas dan Rut menunjukkan kalau menikahi laki-laki yang lebih tua dan mapan secara finansial adalah sesuatu yang normal.
Tapi hal ini menjadi dosa ketika pihak laki-laki dan perempuan
menjalin hubungan romantis hanya untuk motivasi yang tidak benar, seperti untuk memenuhi kebutuhan seksual maupun tujuan mencuri kekayaan pihak laki-laki.
Kalau hubungan sugar dating ini hanya bertujuan untuk memenuhi
hasrat seksual si sugar daddy, tanpa diikat dengan pernikahan, tentu saja hal itu adalah dosa.
Motivasi salah yang juga tak seharusnya dilakukan sugar baby kepada sugar daddy adalah obsesi untuk menguasai semua kekayaannya.
Jika hubungan asmara semacam ini didasarkan pada dua motivasi
salah di atas, maka hubungan ini termasuk dosa. Tujuan hubungan asmara semacam ini hanya akan jadi tanah subur terjeratnya laki-laki dan perempuan dalam dosa.
Kita diajarkan untuk mengasihi dengan tulus dan apa adanya. Jadi,
kalau seorang pria yang lebih tua memutuskan untuk menyokong kebutuhan hidup perempuan
lebih muda tanpa motivasi apapun, maka itu adalah pilihannya. Apalagi jika sugar daddy bahkan serius untuk mempersunting perempuan tersebut.
Tapi perlu ditanda kutip kalau status sugar daddy juga penting
diketahui. Kalau ternyata dia sudah duda karena istrinya meninggal atau bahkan masih
single, maka menikahi sugar daddy sah-sah saja. Begitu juga dengan perempuan yang
lebih muda. Kita bisa mencontoh hubungan asmara semacam ini dari kisah Boas dan
Rut.
“Kamulah
pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik
Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; juga Rut, perempuan Moab itu,
isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang
telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan
lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada
hari ini menjadi saksi.” (Rut 4: 10)