Masih ingat gimana hebohnya isu perceraian Gisel Anastasia
dan Gading Marten di akhir tahun 2018 lalu? Kabarnya, bahkan saat pertama kali pasangan
ini memberitahukan hal itu ke orangtua Gading, sontak Roy dan Maria Marten terkejut tak percaya.
Kesedihan dan linang air mata seolah tak terbendung. Meski tak
rela, namun Roy dan Maria dengan berat hati memberikan kebebasan kepada Gisel dan Gading untuk menentukan masa depan pernikahan mereka.
Orangtua manapun pasti tak rela saat mendengar anaknya akan
bercerai. Gejolan emosioanal pasti dialami para orangtua. Reaksi pertama pasti syok.
Baik ayah dan ibu kita pasti akan meratapi akhir menyedihkan dari
rumah tangga anaknya. Mereka sedih dengan cucu-cucu mereka. Sedih tak lagi
punya kesempatan untuk liburan bersama. Akan merindukan saat anak dan menantu mereka dengan kompak dan bahagia datang berkunjung ke rumah.
Kadang ada juga orangtua yang merasa lega jika anaknya akhirnya
bercerai. Pasalnya dia sudah lama menahan ketidaksukaannya dengan sang menantu.
Tapi bagaimanapun, ini adalah alasan pengecualian yang tak seharusnya dilakukan orangtua ke anak-anaknya.
Sebaliknya, sebagai orangtua ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan saat menghadapi perceraian anak:
1. Jangan memihak.
Meskipun
menyayangkan pilihan anak dan menantu untuk bercerai, tapi bukan berarti orangtua
harus marah-marah. Maafkankan dengan hati yang lapang. Beritahu anak dan
menantu kalau kalian selalu ada untuk mereka dan bahkan jika memungkinkan anjurkan anak untuk berdamai dengan pasangannya.
2. Jangan menjelek-jelekkan menantu.
Tetaplah
jadi sosok yang netral. Kadang-kadang perceraian terjadi seperti sebuah kejutan dan orangtua rupanya baru tahu kalau pernikahan anak mereka tidak bahagia.
Tahan
godaan untuk menjelek-jelekkan menantu dan jangan jadikan menantu sebagai dalang
dari perceraian itu. Ingatlah bahwa menantumu akan selalu jadi orangtua dari
cucumu. Dan dia akan selalu ada di setiap ulang tahun, natal dan di pesta
pernikahan anak-anaknya. Jadi, jangan memaksa cucu-cucumu untuk menjauhi orangtua mereka.
3. Jangan mengambil kendali.
Tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu anak dan menantu di tengah masa-masa sulit itu. Kalau pada akhirnya anak sudah bulat untuk bercerai. Bersiaplah untuk mendengar rencana selanjutnya yang akan dilakukannya. Jangan sekali-kali menuang minyak dalam bara api yang masih menyala.
Baca Juga :
Biarkan Anak Main di Luar Rumah Jadi Kontroversi, Ini Alasannya
Demi Kebaikan Anak, Inilah yang Harus Orangtua Lakukan Pasca Bercerai
4. Kesampingkan emosimu.
Meskipun
orangtua akan merasakan kesedihan yang mendalam, terutama saat menyadari hubunganmu
dengan anak dan menantu pasti akan berubah, tapi sebagai orangtua belajar untuk
selalu tegar. Sembunyikan emosimu dengan hati-hati sehingga mereka tak terlarut dalam kesedihan yang mendalam.
5. Tawarkan bantuan.
Anak-anak yang
sedang mengalami perceraian mungkin membutuhkan bantuan biaya perumahan atau
pengadilan. Jadi, tawarkanlah bantuan dengan cara yang tepat ke anak-anakmu.
Kalau mereka tak menerima, jangan langsung ambil hati.
Membangun pernikahan yang kuat memang tidak mudah. Tapi
setidaknya, orangtua bisa mengajarkan bagaimana kehidupan pernikahan yang
sebenarnya ke anak, terutama bagaimana pandangan orangtua tentang perceraian. Sehingga
kelak ketika mereka berumah tangga mereka tahu persis bagaimana cara mengatasi masalah
dengan benar.