"Ka
Naomi, saya takut menikah. Takut kehidupanku seperti orangtuaku. Gimana dong kak?"
Janji pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, indah dan
harus dijaga sampai akhir. Bagi sepasang kekasih yang sudah sah menjadi suami
istri, kehidupan pernikahan bisa menjadi suatu hal yang baru dan menyenangkan
ataupun menegangkan. Segala seluk beluk pasangan yang diketahui saat pacaran
akan terlihat saat sudah menjadi suami istri. Dan itu adalah hal yang menantang tapi mengasikkan.
Yap, rata-rata anak muda yang akan menikah, akan berpikir demikian. Namun, kenyataannya, tidak semua.
Beberapa orang merasa takut menikah, merasa tak berani, merasa
terintimidasi dengan ingatan pernikahan yang buruk dari keluarganya, dan lain sebagainya.
Bagi kamu yang sudah menikah dan membaca ini, kamu perlu
melihat pernikahanmu dan berkaca, apakah pernikahanmu baik-baik saja dan menjadi contoh buat keturunanmu nanti, atau justru sebaliknya?
Untuk mencegah pemikiran di atas terjadi kepada anakmu, maka
kamu harus berdiri dan selalu membangun pernikahan yang benar sebelum bahkan setelah menikah.
1.
Sebelum menikah, terbukalah dengan kakak rohanimu dan melepaskan semua ingatan masa lalu dan mengklaim yang baru
"Aku sudah doa pelepasan kok. Sejak terima Yesus, dulu banget!"
Jawaban yang serupa adalah jawaban yang saya dengar dari
seorang anak di kelompok sel-ku. Hingga suatu ketika, 6 bulan sebelum pernikahannya, dia memutuskan untuk menginap di kostku, dan kami mulai suka sharing tentang pekerjaan Tuhan.
Selama 1 minggu menginap di kosanku, Tuhan membukakan sebuah luka masa kecil yang tak ingin dia ingat-ingat.
Tuhan masuk ke bagian terdalam dan menarik kesenangan belaka yang menutupi luka masa kecilnya tersebut.
Sanking lamanya didiamin, luka itu busuk dan membuat seluruh
pikirannya terkena bau, hidupnya penuh beban dan sering sekali jatuh bangun
dalam dosa yang sama hingga tak lagi berjalan dalam koridornya Allah. Dia
menjadi sulit mendengar suara Tuhan, emosian, sensitif, suka menangis, membenci anak-anak bahkan terikat dengan seks bersama pacarnya.
“Saya sering sekali menyebut bahwa dirinya saya nggak normal kak. Saya ingin normal,” katanya sambil terisak.
Jika luka itu tak dibereskan sebelum menikah, bisakah kamu
bayangkan bagaimana pernikahannya akan berantakan karena kebenciannya terhadap
anak-anak, kegilaannya terhadap seks, dan kebenciannya terhadap aturan serta merasa minder dari teman-temannya diluaran sana?
Jika hari ini Tuhan ingatkan kamu sebuah luka lama, meski kamu sudah menikah atau belum. Segeralah bereskan, doakan dan temui kakak rohanimu.
“Ia
menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.” (Mazmur 147:3)
2. Ampuni
masa lalumu dan pandang hidupmu yang sekarang serta pikirkan masa depanmu dengan iman
"Duh,
mumpung masih single. Jalan sama semua cowok nggak apa-apalah. Toh jalur kuning belum melengkung, kan?"
Meski terkesan bercanda, jika hal ini berulang kali kamu
ucapkan dan bahkan kamu lakukan, maka ini adalah buah dari sebuah masa lalu yang belum kamu lepaskan.
Mungkinkah kamu belum terima bahwa kamu pernah diselingkuhi,
kamu kehilangan kasih Bapa dari rumah, kamu tak pernah diperhatikan dan lain sebagainya?
"Aku nggak berani hamil lagi. Liat nantilah!"
Mungkinkah kamu pernah keguguran sebelumnya? Pernah kehilangan si kecil?
Tak satupun pernikahan akan bahagia dan diberkati jika kita
masih terus membawa ingatan masa lalu kepada kehidupan sekarang hingga di masa depan. Itu hanya akan merusak pikiran dan pernikahanmu.
"Kamu kan tukang selingkuh, pas masih pacaran saja kamu suka chatingin banyak pria. Ngakunya teman, tapi.."
Hal-hal seperti ini akan muncul, dan pernikahanmu tak akan berubah justru penuh masalah.
Hari ini, jika kamu merasa ditegur, maka ayo berubahlah! Jadilah
manusia baru dan serahkan semuanya kepada Kristus. Dia akan berpihak kepadamu, jika kamu terus berada dalam kebenaran dan hadirat-Nya.
"Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)
Tak ada yang tak bisa Tuhan lakukan untuk membuat kita berubah dan hidup dalam kebenaran hingga damai sejahteranya, baik itu pernikahanmu yang akan datang, pernikahanmu saat ini (bagi yang sudah menikah) dan keturunanmu. Teruslah berjuang dan lakukanlah apa yang Rok Kudus gerakkan saat ini!
Sumber : Jawaban.com