Heboh Kabar BTP Mau Nikah Lagi! Gimana Sih Perasaan Anak-anak Yang Ortunya Menikah Lagi?
Sumber: Tempo

Parenting / 29 January 2019

Kalangan Sendiri

Heboh Kabar BTP Mau Nikah Lagi! Gimana Sih Perasaan Anak-anak Yang Ortunya Menikah Lagi?

Puji Astuti Official Writer
2677

Kabar Basuki Tjahaja Purnama atau BTP yang akan menikah lagi dengan Puput Nastiti Devi menjadi buah bibir di masyarakat. Banyak yang mendukung, namun tak kalah banyak juga yang berharap agar BTP rujuk kembali dengan mantan istrinya Veronika Tan. Tapi apakah ada yang pernah berpikir nih, gimana sih perasaan anak-anaknya dan apa yang mereka inginkan?
Ya, perceraian tidak hanya melukai hati pasangan suami-isteri, namun juga hati anak-anak mereka. Begitu juga pernikahan kembali dari orangtuanya. Bagaimana sih perasaan anak-anak yang orangtuanya menikah kembali?
Menurut pernyataan Michael Ryan Shrifter dari Pasific University, ada dua faktor yang mempengaruhi penerimaan anak terhadap orangtua tiri, yaitu gender dan watak anak. Selain itu usia mereka juga bisa berpengaruh, demikian kesimpulan penelitian Michael yang berjudul “Adjustment to Parental Divorce and Remarriage: An Examination of the Impact of Gender and Temperament in Children”  (2007, 28-29) yang dikutip oleh Tirto.id.

Anak butuh proses untuk menerima

Menurut Michael, anak laki-laki cenderung dapat menerima kehadiran orangtua tiri, sedangkan anak perempuan cenderung marah karena merasa terancam, khususnya jika sang ibu yang menikah lagi.

Namun baik anak laki-laki maupun perempuan responnya dipengaruhi oleh watak mereka dan pola pengasuhan orangtua.

Dalam sebuah artikel berjudul “Saat Ortu Menikah Lagi dan Kita Diharuskan Nerima  Keluarga Tiri”  di Gogirl.id, beberapa orang ditanya perasaan mereka saat ortunya menikah lagi.

Pas mereka cerai ya kayak disamber geledek. Aku nangis-nangis nggak terima dan masih denial gitu, “Pasti entar balikan lagi". Langsung berasa jadi anak paling solehah sedunia, rajin sholat, ngaji, dan doa biar mereka rujuk he he.. makannya sedih banget pas ayah ngabarin bakal nikah lagi karena berarti mereka udah nggak mungkin balikan. Tapi karena bunda E baik, jadi ya nggak gitu lagi. Apa lagi sejak pas punya adek baru. Jadi waktu ibu nikah lagi, kita malah seneng karena berarti ibu tidur ada yang nemenin, nggak perlu nunggu kita nginep di rumahnya,” demikian ungkap V (15) yang orangtuanya bercerai selepas kakak V meninggal karena sakit.

Senada dengan V, F yang sudah berusia 20 tahun pun sedih saat orangtuanya pisah,” Pas mama dan papa pisah aku ngerasa kayak semuanya hancur, apa lagi karena kakakku baru aja meninggal. Waktu mereka masing-masing mau nikah lagi aku juga sedih karena aku kira mereka masih bisa balik lagi tapi ternyata nggak. Cuma pas ngeliat mereka seneng setelah nikah dengan pasangan baru, aku juga ikut seneng? ?

Lalu bagaimana sih menolong anak-anak yang menghadapi keadaan seperti di atas?

1. Ijinkan anak untuk mengungkapkan perasaan dan juga berduka karena perpisahan kedua orangtuanya.

Kebanyakan mereka akan berpikir “Ini hanya sementara, mereka akan rujuk lagi, dll” saat orangtuanya bercerai. Ini menjadi salah satu alasan penolakan anak saat orangtuanya menikah lagi. Anak juga kadang sulit mengungkapkan perasaan sedih dan duka mereka. Mereka mungkin merasa marah, frustrasi, sedih, dan depresi, tetapi itu adalah ekspresi yang wajar dari rasa kehilangan.

Ajar mereka mengungkapkan perasaan mereka, mungkin itu melalui bercerita langsung, berdoa, menuliskannya dalam sebuah diary atau bahkan dengan bantuan konselor professional. Beritahu mereka bahwa Tuhan Yesus pun merasakan rasa sakit di hati mereka, dan Dia ingin menyembuhkan luka hati itu.

2. Anak kadang merasa bersalah karena menganggap dirinya menjadi salah satu penyebab perpisahan orangtua.

Hal ini tentu harus dijelaskan bahwa dia bukanlah penyebabnya. Baik ayah dan ibu harus sepakat untuk meyakinkan anak tentang hal ini, jika tidak anak menjadi terbeban dan bisa merasa frustrasi.

3. Jangan membuat anak berpihak pada salah satu orangtua.

Ya, membuat dia berpihak akan membuat anak tertekan, karena keduanya tetap orangtuanya dan tentu dia mengasihi keduanya.

4. Belajar untuk mengampuni

Pengampunan adalah kunci dari pemulihan, termasuk dalam hubungan antara orangtua dan anak. Seperti Yesus berdoa di kayu salib,”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34) demikian juga kita harus mengampuni. Hal ini harus dilakukan setiap hari.

Kasus perceraian dan pernikahan kembali menimbulkan banyak luka, tentu hal ini harus disembuhkan agar anak-anak tidak membawa beban masa lalu dalam hidup mereka. Tuhan pun menginginkan agar hubungan orangtua dan anak dipulihkan, sehingga gambaran kasih Tuhan dalam hidup sang anak tidak rusak karena hancurnya hubungan orangtua. Nah, itu pentingnya berdoa dan juga menolong anak-anak yang menjadi korban perceraian.

Kalau kamu mengalami masalah serupa di atas dan tidak tahu harus berbuat apa, kamu bisa menghubungi Sahabat24 SMS WA  atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat  Live Chat dengan KLIK DISINIkonselor kami siap membantumu. 

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami