Bikin Resolusi Sering Gagal, Kenalan Yuk Sama Emotional Eating Dan Cara Mengindarinya
Sumber: Arabiaweddings.com

Health / 29 January 2019

Kalangan Sendiri

Bikin Resolusi Sering Gagal, Kenalan Yuk Sama Emotional Eating Dan Cara Mengindarinya

Inta Official Writer
1986

"Duh, pusing nih. Kerjaan meumpuk semua," ungkap seorang teman saat kami menghabiskan lembur bersama. Karena pekerjaan yang menumpuk, kami memaafkan diri sendiri yang sejak tadi nggak berhenti mengemil. Habis sudah satu loyang pizza ditambah dengan sekotak martabak telur sendirian.

Pernah nggak sih diantara kita yang sedang marah, sedih, atau stres lalu mencari makanan enak sebagai pelampiasan? Kondisi inilah yang bisa disebut sebagai emotional eating alias kejadian dimana kita menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi emos kita, bukan karena memang lapar.

Makanan bisa menjadi salah satu pengalih perhatian, sehingga kita jadi lebih tenang setelahnya. Pada saat stres, tubuh memang mengalami peningkatan hormon kortisol sebagai respon dari stres. Keadaan ini membuat nafsu makan kita meningkat agar tubuh bisa memberikan energi lebih untuk merespon stres. Akhirnya, kita akan jadikan makanan sebagai solusi untuk menangani stres tersebut.

Kebiasaan emotional eating bisa terbentuk sejak kecil

Ketika stres, ada sekitar 40% orang yang cenderung makan lebih banyak, 40% makan lebih sekidit, dan 20% sisanya tidak sama sekali mengalami perubahan jumlah makanan. Tanpa disadari, ternyata perilaku emotional eating ini sudah terbentuk sejak kecil.

Sebagai contoh, orang tua akan menawarkan makanan ketika kita sedang sedih, kesepian, atau marah untuk menenangkan kita dan membuat kita jadi lebih nyaman. Ketika kita mencapai sesuatu dan menghadiahi diri dengan makanan enak juga bisa menjadi salah satu pemicu perilaku emotional eating.

Kalau kita adalah orang tua, yuk biasakan untuk tidak menjadikan makanan sebagai hadiah saat anak berhasil mencapai sesuatu atau sebagai hukuman buat mereka.

Nah, agar kita semua terbebas dari kondisi emotional eating, yuk atasi dengan carai ini.

1.  Kenali rasa lapar

Cobalah untuk menanyakan diri sendiri sebelum makan, apakah perut yang kosong, atau sekedar lapar mata doang. Kita akan merasa lapar ketika mengalami perut yang sedikit keroncongan, sulit untuk berkonsentrasi, dan mudah marah.

Kalau tidak merasakan hal di atas, mungkin kita bisa menunda waktu makan nanti. Setiap kita merasakan hal ini, cobalah untuk melakukan relaksasi sebelum memutuskan untuk makan.

2.  Terapi makan

Karena kaitannya dengan kondisi emosi seseorang, emotional eating juga bisa melibatkan psikolog, medis, dan seorang terapis untuk membantu. Terapi ini bertujuan agar kita menghindari gula, tepung, minyak, dan hal lain yang perlu dikontrol oleh tubuh agar tidak berlebihan.

3.  Cari pelarian lain

Kondisi emotional eating ini biasanya dilakukan sebagai sebuah pengalihan stres. Menemukan aktivitas lain yang membuat kita jadi lebih tenang dapat membantu kita keluar dari keinginan untuk makan. Mendengarkan musik, menulis, membaca, berolahraga, adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan sebagai pelarian selain makanan.

Emotional eating ini akan menjadi negatif saat kita makan lebih banyak tanpa memperhatikan makanan tersebut dan berapa banyak makanan yang kita makan. Lama-kelamaan, kondisi ini akan memengaruhi berat badan, kesehatan, bahkan bikin hati kita nggak kunjung damai sejahtera. Untuk itu, yuk kurangi kebiasaan ini agar resolusi untuk punya berat badan ideal jadi lebih mudah untuk tercapai.

 

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami