Kasus Pelecehan Karyawan di BPJS Ketenagakerjaan, Ajar Kita Untuk Bersikap Seperti Ini!

Nasional / 22 January 2019

Kalangan Sendiri

Kasus Pelecehan Karyawan di BPJS Ketenagakerjaan, Ajar Kita Untuk Bersikap Seperti Ini!

Naomii Simbolon Official Writer
2450

Tampaknya perilaku cabul semakin hari semakin memanas. Baru-baru ini, seorang pegawai kontrak di Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Dewas BPJS Ketenagakerjaan) mengaku menjadi korban kekerasan seksual dari atasan dimana dia bekerja.

Menurut pengakuannya dalam interview di CNN, korban yang bernama Rizky Amelia ini akhirnya mengangkat suara dan melaporkan kasus pelecehan seksual tersebut.

Sebelum naik ke publik, Rizky yang sering disapa Amel ini sudah melapor ke Dewan pengawas pada tahun 2016, namun dia justru tidak mendapatkan respon baik kiat untuk melindungi dirinya dari perilaku ini. Yang terjadi justru dia mendapatkan urat pemutusan hubungan kerja (PHK).

" Dan saya sangat kecewa sekali, waktu mereka preskon kemarin, mereka belum bisa juga menerima pengaduan saya tersebut, dari 2016 hingga November 2018 kemarin itu," ungkap Rizky

Bahkan nggak cuma itu, tersangka SAB yang merupakan atasannya melakukan kekerasan secara fisik agar Amel mau terus melayaninya. Dikatakan SAB sampai ingin melempar gelas kepada Rizky karena menolak menuruti kemauan tersangka.

Ade Armando sebagai Koordinator Kelompok Pembela Korban Kejahatan Seksual yang mendampingi Amel, mengatakan bahwa 2 tahun belakangan Sab kerap sekali melakukan pemaksaan hubungan badan, namun Rizky tetap berusaha menolak meski beberapa kali gagal.

"Tapi karena terakhir itu, Amel terus menerus menolak dan tak mau diajak perjalanan dinas oleh pak SAB, itulah yang membuat pak SAB akhirnya marah dan sampai mengancam secara fisik,"tandas Ade kepada CNN (14/01/19)

Pegawai kontrak, Amel sama sekali tak berdaya akan perilaku ini. Impiannya untuk menjadi karyawan yang baik dan fokus bekerja tampaknya terhambat karena harus melayani kebutuhan atasannya, Sab.

"..karena kalau pun saya menolak, dia lalu menghambat pekerjaan saya, memblack-mail ke teman-teman kerja saya bahwa saya seorang yang tak profesional, bahwa saya nggak becus dalam mengerjakan pekerjaan saya. Sebenarnya itu semua dikondisikan supaya saya tersudut dan kalau misalkan saya baik kepada dia, maka dia akan memuji-muji saya ke seluruh anggota komite. Jadi dia benar-benar tau keinginan saya, bahwa saya hanya ingin bekerja dengan baik dan benar. Maka dari itu dia selalu memposisikan dirinya seperti itu," ungkap Amel.

Karena tak kunjung mendapat keadilan dari  Dewan Pengawas atas kasus yang dialami oleh Amel setelah sekian tahun, Amel bahkan sempat memutuskan untuk bunuh diri karena merasa tak adil.

"Gimana tidak, dia meminta saya untuk melayani dia sekali sebulan. Karena saya tolak terus menerus, akhirnya dia mengeluarkan sebuah statement yang tegas bahwa saya harus melayani dia sekali sebulan. Itu atasan macam mana meminta pegawainya melakukan hal itu?"

Sekali lagi Amel mengungkapkan bahwa dia hanya ingin menjadi pegawai biasa-biasa saja dan bekerja dengan baik tanpa dieksplotasi 'seks'nya. Karena ini, Amel merasa tak adil dibanding karyawan yang lain.

Sampai sekarang, pihak berwajib sedang menyelidiki kasus ini untuk diselesaikan dengan baik.

Amel menyarankan kepada anak-anak muda yang mengalami kasus demikian, untuk menyuarakan dan memerangi tanpa takut dan putus asa. Karena dengan mengungkapkan hal ini, maka pelaku akan merasa malu dan anak-anak muda terselamatkan.

Secara khusus, kasus ini mengajar kita untuk mampu berdiri dalam integritas yang benar dalam Tuhan, sebagai atasan. Dan sebagai bawahan, kita harus bersikap sopan baik dalam hal berpakaian dan dalam tata bicara. Pelecehan bisa terjadi dimana saja, berhati-hati dan jagai dirimu dalam doa dan sikap.

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami