Dalam dunia kebencanaan, seperti misalnya saat menghadapi bencana gempa, kita diajarkan soal
cara melindungi diri. Atau saat kita sedang terapung di lautan, kita harus tahu
cara untuk bisa survive di atas lautan sembari mencari pertolongan.
Dan hal ini juga berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti saat kita menghadapi
suatu masalah, kita tentu saja butuh teknik yang tepat untuk menghadapinya bukan?
Salah satu cara yang paling ampuh untuk mengatasinya biasanya adalah dengan respon kita yang benar.
Kita butuh respon yang tepat ketika kita:
Sebenarnya kita
bisa bebas memilih untuk merespon hal-hal di atas dengan respon apapun. Tapi sebagai
orang Kristen, firman Tuhan mengajarkan kita untuk memgambil tindakan yang
benar untuk menghadapinya. Apakah kita mau memilih respon seperti yang diambil
Adam dan Hawa dimana mereka saling menuduh dan berpura-pura seperti dalam
Kejadian 3? Atau akankah kita meresponinya dengan pertobatan dan iman dari hati kita?
Kita adalah
orang berdosa yang hidup di antara orang berdosa. Kita adalah orang yang akan
selalu menghadapi gesekan dengan orang lain. Saat seseorang menyakitimu hari
ini, yang paling kita butuhkan adalah mencari TTuhan untuk menguatkan kita menahan rasa sakit itu.
Hari ini,
seseorang bisa melakukan kesalahan terhadap kamu. Tapi maukah kamu meresponinya
dengan kebenaran? Apakah kamu mau berdamai dan mau mengampuni dia seperti yang diperintahkan Tuhan?
Atau
mungkin kamulah yang merugikan atau melukai hati orang lain. Saat menyadari hal
itu, maukah kamu mengakuinya dengan cara pandang firman Tuhan? Atau apakah kamu
justru berdalih dan berpura-pura tak mengakui kesalahan itu? Atau mungkin kamu mulai menjadikan dirimu sebagai korban dengan mengasihani diri sendiri?
Kolose 2: 6
berkata, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia.”. Saat kita menerima Yesus lewat pertobatan dan
iman, maka kita pun harus melakukan hal yang sama kepada orang lain. Dengan
kata lain, inilah cara kita untuk mengenal Yesus lebih dekat (Efesus 5: 20) dan ‘membuat kita menjadi pribadi yang baru’.
Jadi, hal
yang paling penting yang memang harus dipelajari dan direnungkan oleh
orang-orang percaya adalah bagaimana menanggapi berbagai situasi yang akan mereka hadapi dengan caranya Tuhan.
Kita adalah
orang berdosa yang hidup di dunia. Kita mungkin disakiti, dikhianati,
fristrasi, sombong, jengkel, suka menghakimi, dan sebagainya. Kita pasti akan
mengalaminya. Tapi apakah kita mau dilatih untuk menjadi pengikut Yesus yang meresponi setiap hal itu dengan pertobatan dan iman?
Cara
sederhana yang bisa kita lakukan setiap pagi untuk membuat kita memiliki respon
yang benar adalah dengan mempersiapkan diri kita dengan latihan rohani. Misalnya,
bayangkan kamu berada di sebuah restoran. Saat berada di sana, kamu mendapati kalau
WiFi nya lambat dan makanannya dingin. Meskipun kamu tergoda untuk melayangkan
komplain atas pelayanan restoran itu, tapi kamu memilih untuk menyampaikan terima
kasih atas pelayanan mereka dan menawarkan doa untuk restoran itu. Bisa jadi langkah
itu justru membuat pihak restoran mulai menyadari kekurangan dari pelayanan mereka.
Cara ini
bukan saja membuatmu menjadi pribadi yang panjang sabar, tetapi juga menjadikanmu
sebagai saluran berkat bagi orang lain. Dan hal ini membuat kita mampu
memuliakan Tuhan di tengah masalah yang kita hadapi.
Hari ini, kita
mungkin akan berhadapan dengan berbagai macam masalah dengan orang lain. Ingatlah
untuk memperbaiki respon pun lebih dulu. Taatilah firman Tuhan dengan menjadi pribadi
yang rendah hati dan sabar akan seorang dengan yang lain.