Sudah 5
tahun berlalu, bekas siraman air keras di bagian wajah dan tubuh Samuel
Kristian masih membekas. Bocah berusia 11 tahun ini kabarnya disiram air keras
oleh sang ayah tiri pada Desember 2013 lalu yang menyebabkan luka bakar di bagian wajah dan sebagian badannya. Saat itu usia Samuel masih 5 tahun.
Akibat dari
perbuatannya, sang ayah tiri Haryanto (45) divonis 10 tahun penjara. Sementara ibunya
mengaku sudah menceraikan pria yang dinikahinya pada tahun 2012 itu. “Sejak
kasus itu saya langsung memproses cerai. Soalnya anak saya juga trauma kalau
mendengar nama ayah tirinya,” kata Ismiatun, yang merupakan warga Desa Patihan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan itu.
Dengan kondisi tubuhnya lemah akibat siraman air keras tersebut membuat beban keluarga seolah bertambah. Berasal dari latar belakang ekonomi keluarga yang tidak mampu mendorong Samuel harus membantu ibunya bekerja.
Bocah yang
kini berusia 11 tahun itu selalu membantu ibunya membuat batu bata selepas
pulang sekolah. Kendati dia kerap menderita sesak napas di bagian dada yang
terkena siraman air keras. Namun dia tak pernah mengeluh. Sesekali dia hanya memegangi dadanya yang sakit.
Tapi saat
rasa sakitnya semakin kuat, dia akan meminta sang ibu untuk mengantarnya ke
puskesmas. “Hanya bayar Rp 10 ribu (biaya administrasi) dan pulangnya dapat obat,” kata sang ibu.
Seperti
diketahui, sang ayah menyiram Samuel karena dinilai nakal. Padahal menurut penuturan
ibunya, saat itu Samuel sebenarnya sedang sakit damam dan flu. Akibatnya dia jadi
rewel. Merasa terganggu, sang ayah pun menuangkan air keras ke mulut Samuel dan tumpah ke bagian wajah sampai badan bagian belakangnya.
Samuel pun segera
dilarikan ke RSUD dr Sayidiman Kabupaten Magetan. Setelah dirawat selama dua
hari di sana, dia dipindahkan ke RSUD dr Soedono Kabupaten Madiun. Tak sampai sehari, Samuel lalu dirujuk ke RSUD Karang Mejangan Surabaya.
Berita soal
penyiraman air keras yang dialami Samuel saat itu jadi viral di media sosial. Banyak
orang yang kemudian bersimpati dan membantu biaya pengobatannya, bahkan sebuah perusahaan
kenamaan terdorong untuk membiayai operasi lanjutan Samuel di RS Premier saat
itu.
Apa yang
dialami Samuel rupanya masih menyiratkan trauma. Sang ibu mengaku jika putranya
masih trauma saat mendengar nama sang ayah tiri. Dan untuk dampak jangka
panjang, Samuel masih harus terus menjalani pemeriksaan setiap bulannya.