Pdt. Dr. Erastus Sabdono menjadi pembawa refleksi pada
acara Natal Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA ID) bersama dengan
sejumlah ormas Kristen di Function Hall Graha Rehobot Ministry, Mall Artha
Gading, Jakarta Utara, Rabu (9/1/2019). Dalam renungan yang disampaikan, Pdt.
Erastus mengatakan adalah mustahil untuk mencapai sebuah kedamaian tanpa
melalui cara-cara yang dikehendaki Tuhan yakni sebuah kerinduan untuk hidup dengan berkaca pada karakter-Nya.
“Tidak mungkin kita memiliki damai Tuhan kalau kita tidak memiliki karakter-Nya,” kata Pdt. Erastus di hadapan para undangan.
(Pdt. Jason Balonpapueang mewakili PGPI dan Pdt R.B Rory mewakili PGLII hadir dalam acara Natal Pewarna bersama sejumlah ormas Kristen / Sumber: Pewarna)
Sebuah pertanyaan retoris bahkan sebelumnya
dilemparkan Pdt. Erastus untuk menggugah hati dan pikiran para hadirin terkait tema dan subtema Natal pada hari itu.
“Saya kira tema-tema seperti ini merupakan tema yang tidak asing. Jujur memang mudah kita menyusun redaksional kalimat tema dan subtema. Seringkali tema datang tidak menambah dan pulang tidak mengurangi. Tidak ada pertanggung jawaban terhadap tema-tema yang diusung, yang disusun seindah-indahnya. Terdengarlah serohani-rohaninya. Apakah kita sungguh-sungguh berkomitmen untuk mengejar damai sejahtera dan hidup untuk membangun?” tanyanya.
Baca Juga: Terkait Yerusalem, Pewarna ID Gelar Talkshow Hadirkan Sekum PGI dan Cendikiawan Kristen
Kepada PEWARNA, selaku bagian dari komunitas jurnalis yang
ada di Indonesia, Pdt. Erastus mengatakan bahwa meskipun diperhadapkan dengan
kondisi yang penuh keterbatasan, para pewarta Kristen harus memikul peranannya yakni membangun umat melalui pewartaan.
“Sebab tulisanmu bisa lebih tajam dari khotbah pendeta
di mimbar. PEWARNA harus cerdas dan berhikmat,” kata Ketua Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) ini.
Acara Natal yang diinisiatori PEWARNA ini didukung oleh sejumlah ormas Kristen seperti Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), dan Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM). Selain itu, dukungan juga diberikan oleh beberapa aras Gereja seperti Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), dan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
Sumber : PEWARNA