Paksa Sembah Patung, Orang Kristen Vietnam Ini Diminta Sangkal Iman
Sumber: AsiaNews

Internasional / 10 January 2019

Kalangan Sendiri

Paksa Sembah Patung, Orang Kristen Vietnam Ini Diminta Sangkal Iman

Lori Official Writer
4377

Seorang pendeta menyampaikan jika sejumlah Kristen Vietnam dipaksa menyembah patung Budha dan meninggalkan iman mereka.

Pendeta yang diidentifikasi bernama Hoang Van Pa ini mengatakan kalau tindakan itu dilakukan oleh pejabat pemerintah Vietnam. Mereka memukuli 33 jemaat gereja Protestan Hmong yang terletak di desa Pha Lom pada bulan November lalu karena menolak untuk menyangkali iman mereka.

Mereka dikumpulkan dalam satu tempat kemudian satu per satu diinterogasi. Mereka disodorkan gambar Budha lalu dipaksa untuk menyangkali iman mereka. Empat diantaranya dibawa ke kantor polisi dan dipukuli.

Isu intoleransi di Vietnam memang semakin meningkat sejak beberapa tahun belakangan. Pemerintah Vietnam dengan keras melarang kegiatan agama Kristen Protestan dan bahkan telah mengancam orang-orang Kristen untuk meninggalkan iman mereka. Pada tahun 2018, lebih dari 100 orang percaya diusir dari provinsi Yen Bai dan Lao Cai.

“Karena latar belakang etnis dan tingginya persentase orang Kristen yang teguh dalam iman, komunitas Hmong Vietnam sering menjadi sasaran dan dilecehkan oleh pemerintah dan komunitas tetangga,” tulis Gina Goh, Manajer Regional International Christian Concern (ICC).

Baca Juga :

Gereja Ortodoks Rayakan Natal, Hubungan Rusia dan Ukraina Justru Makin Tegang

Puji Tuhan! Setelah 117 Tahun Dijarah Gereja Filipina Ini Dapatkan Kembali Tiga Loncengnya

Dia menambahkan, di tengah negara komunis itu agama Kristen selalu disepelekan dan diancam. Orang-orang Kristen Hmong juga kerap mendapat perlakuan diskriminatif, pelecehan, perampasan harta milik, penyiksaan dan pemenjaraan.

ICC memperkirakan jika intoleransi terhadap orang Kristen Hmong Vietnam akan terus meningkat di tahun 2019 ini.

Sejak tahun 2017 silam, pemerintah Vietnam terhadap memperlakukan orang Kristen dengan buruk. Seperti halnya kasus yang dialami oleh seorang pastor Katolik Roma yang dilempari dan dipukuli karena berusaha memperjuangkan salib yang didirikan di tanah yang diklaim milik gereja di provinsi Thua Thien Hue.

Saat itu, para imam berpegangan kepada salin sementara polisi merobek baju mereka dan menyeretnya bagian rambut mereka.

Ancaman serupa juga terjadi dalam sebuah kegiatan bagi-bagi Alkitab kepada anak-anak di salah satu gereja besar di tahun 2017. Kegiatan itu harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi lantaran takut jika ketahuan oleh pemerintah setempat.

“Firman Tuhan harus mudah dijangkau oleh orang-orang. Alkitab anak-anak adalah salah satu cara termudah untuk membuat orang-orang yang berbeda tahu tentang Dia. Saya percaya ini adalah pekerjaan seorang penabur. Kami terus menabur, dan Tuhan terus melakukan pertumbuhan,” kata Bao, seorang Kristen yang bekerja dengan lembaga Kristen Open Doors USA.

Kita tak bisa memastikan jika hari kedepan akan semakin baik. Karena itulah kita harus siap menghadapi beragam bentuk penderitaan oleh karena iman kita kepada Tuhan. Tapi saat menghadapinya, mintalah supaya Tuhan memampukan kita untuk tetap setia sampai akhir.

Sumber : Christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami