Selama Masa Kampanye, Wiranto Ingatkan Bahaya Saling Mengadu Suku dan Agama dalam Politik
Sumber: Kemenko Polhukam RI

Nasional / 9 January 2019

Kalangan Sendiri

Selama Masa Kampanye, Wiranto Ingatkan Bahaya Saling Mengadu Suku dan Agama dalam Politik

Lori Official Writer
2414

Masa Pemilu tinggal beberapa bulan lagi. Sejak akhir tahun lalu, kampanye dari masing-masing tim sukses Capres dan Cawapres sudah dimulai. Dan tak sedikit diantaranya kemudian menimbulkan isu-isu tak sedap, khususnya terkait isu agama dan suku kedua belah pihak capres dan cawapres.

Untuk mencegah masalah bangsa yang semakin membesar, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dengan tegas meminta supaya capres dan peserta pemilu legislatif 2019 menjauhi adu suku dan agama.

Wiranto meminta agar partai politik yang terkait diminta bisa menciptakan suasana pemilu yang aman dan damai. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah dengan melawan hoax yang bisa menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat.

“Ya pertama tadi kalau kita bicara agak rinci masalah hoax harus kita selesaikan dengan cara-cara hukum dan tindakan yang tegas. Karena hoax itu jelas akan mengacaukan bagaimana opini publik,” katanya.

Baca Juga :

Kasus Penyerangan Pemuka Agama Makin Hot, Menko Polhukam Janji Sanksi Berat Pelaku

Inilah 5 Deklarasi Pemilu Damai yang Ditandatangani Petinggi Lembaga Agama…

Selanjutnya, Wiranto juga mengingatkan jika isu suku dan agama juga bisa memicu munculnya aksi terorisme dan radikalisme. Karena itu dia meminta supaya semua pihak bisa bekerja sama menciptakan kampanye yang sesuai aturan. “Kita cegah adanya gangguan keamanan, terorisme, radikalisme. Lalu kita juga imbau supaya jangan menggunakan politik identitas, karena politik identitas itu memecah-belah persatuan kita sebagai bangsa. Politik identitas itu sebenarnya mengingkari kebhinekaan kita: Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya.

Dia berpesan bahwa pesta demokrasi lima tahunan ini bukan untuk mengadu suku dan agama serta status sosial masyarakat. Sebaliknya, capres dan cawapres sudah seharusnya diadu berdasarkan kompetensi serta kualitas yang dimiliki kepada masyarakat. Lalu masyarakat sendirilah yang akan menilai siapa pasangan yang pantas memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.

“Ayolah kita kampanye boleh, tapi yang kita adu adalah kualitas pemimpin, yang kita adu adalah kompetensi pemimpin, yang kita adu adalah rekam jejak pemimpin,” terangnya.

Sementara sampai saat ini, Wiranto menyampaikan jika jajaran pemerintahan sudah mulai mengamankan jalannya proses Pemilu 2019 mendatang. Pihak Kemenko Polkam sendiri sudah secara bertahap mulai menetralisir beragam gangguan yang berpotensi mengacaukan jalankan proses pemilu.

Selain itu, hal yang tak kalah penting untuk kita perhatikan bersama sebagai masyarakat adalah bagaimana kita juga perlu mengontrol diri dan lebih cerdas dalam menyikapi isu yang disebar lewat platform-platform di internet. Mari jadi warga yang bijak dan cerdas dalam menyaring dan menyebarluarkan informasi.

Sumber : Cnn Indonesia/Detik.com
Halaman :
1

Ikuti Kami