Gereja Ortodoks Rayakan Natal, Hubungan Rusia dan Ukraina Justru Makin Tegang
Sumber: forbes.com

Internasional / 8 January 2019

Kalangan Sendiri

Gereja Ortodoks Rayakan Natal, Hubungan Rusia dan Ukraina Justru Makin Tegang

Lori Official Writer
2610

Saat gereja-gereja Ortodoks di seluruh dunia merayakan Natal tepat pada Senin, 7 Januari 2018 kemarin. Rusia dan Ukraina yang merupakan dua negara yang jadi rumah bagi jutaan umat Ortodoks justru bersitegang.

Hal ini disebabkan oleh momen penyerahan dokumen yang berisi pemisahan diri gereja Ortodoks Ukraina dari Moskow, di bawah pemerintahan Rusia. Dokumen tersebut diserahkan oleh Patriark Ukraina Epifaniy.

Pemisahan diri yang sudah diputuskan sejak Oktober 2018 itu semakin mantap setelah dibentuknya Gereja Ortodoks independen di Ukraina. Perayaan Natal kemarin pun telah dilangsungkan di Katedral Sophia di ibukota Ukraina.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Gereja Ortodoks Ukraina secara sah berada di bawah Patriarkat Moskow. Namun sehari sebelum Natal, dokumen pemisahan diri itu diserahkan oleh Gereja Ortodoks.

Sementara Presiden Ukraina, Petro Poroshenko menyampaikan bahwa Gereja Ortodoks yang independen dari gereja Rusia adalah langkah besar untuk keluar dari bayang-bayang Rusia.

“Ini adalah dasar kebebasan rohani kami. Kami telah memutuskan rantai terakhir yang mengikat kami ke Moskow dengan fantasi Ukraina sebagai wilayah kanonik Gereja Ortodoks Rusia,” kata Poroshenko.


 Keterangan: Presiden Ukraina,Petro Poroshenko

Baca Juga:

Mengintip Perayaan Natal Gereja Ortodoks Hari Ini

7 Januari, Umat Kristen Ortodoks Rayakan Natal

Namun timbul dugaan lain yang menyatakan bahwa pemisahan ini berkaitan dengan masalah politik yang begitu serius di antara kedua negara. Bahkan hubungan Rusia dan Ukraina dinilai akan semakin menegang.

Meskipun kedua negara ini memiliki sejarah bersama selama ratusan tahun, hubungan mereka selama seperempat abad terakhir memang sudah mulai bermasalah. Hingga tahun 1991, mereka bersatu dalam bagian dari Uni Republik Sosialis Soviet. Saat Uni Soviet runtuh, Ukraina merdeka dari Moskow. Bagian dari sejarahnya sejak itu berfokus pada definisi hubungan baru mereka.

Krisis semakin membesar pada tahun 2014 silam. Saat Rusia menduduki wilayah Krimea yang akhirnya membangkitkan kecaman dari negara-negara barat. Konflik di wilayah ini bahkan menewaskan ribuan orang.

Peristiwa itu menjadi tantangan terbesar bagi kepemimpinan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko selama masa jabatannya. Bahkan sebulan yang lalu, dia menuduh mitranya Presiden Rusia, Vladimir Putin mengambil alih seluruh wilayah Ukraina.

Kemandirian Gereja Ukraina menjadi tantangan bagi pemerintah Rusia yang dikenal sebagai penjaga nilai-nilai Kristen Ortodoks. Bulan lalu, Presiden Putin bahkan mengkritik Sekretaris Negara Pompeo karena membahas masalah gereja ini dengan Kiev. Dia bahkan memperingatkan supaya perselisihan properti gereja ini bisa berubah menjadi pertumpahan darah.

Karena itulah, masalah status baru Gereja Ukraina ini menjadi pemicu konflik baru antara Rusia dan Ukraina. Bahkan ada kemungkinan akan menjadi masalah besar yang mendapat perhatian dari negara-negara di dunia.

Sumber : Forbes.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami