Biar Hubungan Makin Erat, Stop 4 Pemikiran Tentang Menyenangkan Orang Lain Ini!
Sumber: foxnews.com

Single / 5 January 2019

Kalangan Sendiri

Biar Hubungan Makin Erat, Stop 4 Pemikiran Tentang Menyenangkan Orang Lain Ini!

Inta Official Writer
2304

Sebagai makhluk sosial, setiap kita pasti menginginkan sebuah pengakuan dari lingkungan sekitar. Untuk mencapainya, terkadang ada harga yang harus dibayar. Saat terlalu larut dan menginginkan pengakuan dari orang lain dengan melakukan yang disenanginya, tanpa sadar kita mendapati diri menjadi tidak nyaman. Bisa jadi kita merasa lelah, merasa kosong, dan lain sebagainya.

Agar kita bisa lebih nyaman dalam menjalin sebuah hubungan, ini pemikiran yang perlu kita hentikan.

1. "Aku khawatir kalau orang lain tidak akan menyukaiku saat tidak melakukan hal ini..."

Kesalahan pertama yang dibuat saat punya pemikiran ini adalah karena kita bersikap takut. Kita memang diajarkan untuk bersandar kepada Tuhan, bukan karena pemahaman kita, tetapi karena rasa takut akan Tuhan. Padahal, dengan memahami hal tersebut, kita jadi menyadari bahwa  tidak ada ketakutan apa pun yang bisa menguasai kita.

Pemikiran di atas juga mencerminkan bahwa sikap kita sangat tergantung dari pemikiran atau presepsi orang lain. Kita semua tahu kalau Tuhan mengasihi dan menyukai kita apa adanya. Terlepas dari dosa yang kita telah perbuat, seharusnya kita terus mengingatkan diri tentang siapa kita, bukan tentang apa yang kita lakukan.

2. "Kalau aku bilang tidak, pasti orang lain akan menilaiku sebagai pribadi yang tidak mencerminkan orang Kristen.."

Beberapa orang percaya berpandangan bahwa berani berkata tidak berarti tidak mencerminkan buah roh yang tumbuh dalam diri kita. Hal ini lantas menjadikan kita lebih memilih untuk berbohong dibandingkan melakukan hal yang benar.

Contohnya saja ketika kita berkata 'Ya', sementara sebenarnya kita ingin mengatakan 'Tidak'. Dengan kata lain, kita telah berbohong pada diri sendiri. Untuk mencerminkan seorang Kristen, kita harus bisa jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain.

3. “Melakukan kesalahan membuatku kehilangan nilai sebagai seorang yang baik..”

Nilai kita sebagai anak Tuhan sudah dibayar lunas di kayu salib. Seringkali kita merasa harus menjadi pribadi yang sempurna dan bisa melakukan segalanya dengan baik agar bisa diterima oleh orang lain. Sehingga ketika kita melakukan kesalahan, kita jadi memandang rendah dan kecewa terhadap diri sendiri.

Takut berbuat kesalahan membentuk kita sebagai pribadi yang perfeksionis, sehingga kita tidak akan bisa merasa cukup sampai bisa melakukan sesuatu yang benar, yang terkadang itu adalah standar yang dibuat oleh orang lain.

4. "Aku harus setuju dengan orang lain agar bisa diterima.."

Hal ini sangat sering kita temui dalam keseharian. Media sosial, khususnya. Ketika kita mengemukakan perbedaaan pendapat, banyak orang yang kemudian menyasar kita untuk berdebat. Kita jadi dituntut untuk menyetujui sesuatu, dimana terkadang hal tersebut tidak sesuai dengan kebenaran.

Hanya karena kita tidak menyetujui pendapat seseorang, tidak berarti kita tidak bisa menerima orang tersebut. Kalau kita ingat kembali, setiap orang percaya akan menerima keselamatan Kristus tanpa harus melakukan apa pun.

Inilah yang seharusnya menjadi dasar kita akan hal ini. Sebuah penerimaan itu tidak diperoleh, melainkan adalah sebuah hal yang diberikan secara cuma-cuma. Kita harus bisa belajar untuk mengungkapkan pendapat di depan orang lain, terutama hal kalau hal ini mengenai kebenaran.

Ketika diri kita sendiri nyaman bersama orang lain, maka pertemanan yang kita jalin pun akan lebih tulus. Sebaliknya, mengorbankan rasa nyaman diri sendiri hanya akan membuat kita kelelahan dan membuat hubungan tidak semakin dekat. 

Sumber : ibelieve.com
Halaman :
1

Ikuti Kami