Seperti Bunga, Kita Perlu Berada Di Tanah Yang Gelap Penuh Cacing Untuk Bertumbuh Indah
Kalangan Sendiri

Seperti Bunga, Kita Perlu Berada Di Tanah Yang Gelap Penuh Cacing Untuk Bertumbuh Indah

Inta Official Writer
      3746

"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah hidupmu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah terus dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."

Kolose 2:6-7

Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 128; 2 Korintus 1; 1 Samuel 22-23

Ibu saya adalah wanita yang sangat diberkati. Dia memiliki sebuah kebun yang membentang di sepanjang pertanian milik keluarga kami. Kita bisa melihat sebuah mawar pink yang terlihat disela-sela pagar. Ada juga bunga iris yang mekar di padang rumput dimana sapi-sapi kami mencari makan. Kolam disekitarnya dipenuhi oleh bunga-bunga lili. Belum lagi bunga ivy yang menghiasi setiap pohon disekitar pertanian kami.

Talenta saya, tidak dapat terlihat karena itu ada dalam kepala saya.

Sementara kita semua bisa melihat talenta yang dimiliki oleh ibu saya, karena kita menyadarinya saat memandangi kebun miliknya.

Saya tidak pernah memberi tahukannya tentang hal ini, tetapi saya sangat menikmati pemandangan yang disuguhkan setiap saya duduk di teras belakang sambil menikmati bunga steel magnolia yang mempercantik tanah yang nampak kosong.

Ketika mendekati ibu sedang menanam bunga tersebut, saya bisa melihat kalau ada cacing, serangga bahkan akar-akar yang menghalangi sesaat ketika ibu mulai menggali. Tetapi pemandangan ini hanya sebentar, karena kemudian ibu akan menanam benih di galian yang tidak enak dilihat tersebut.

Kemudian, tanah yang kosong dan dipenuhi dengan serangga yang nampak buruk itu dipenuhi oleh benih-benih bunga yang mulai tumbuh, sehingga menutupi hampir seluruh bagian tanah.

Hal ini membuat saya bangga bahwa Tuhan menciptakan proses berkebun seperti diatas. Proses berkebun ini merupakan salah satu perumpamaan yang sempurna untuk menggambarkan masa-masa dalam kehidupan kita. Tanah yang kosong dan kotor tidaklah cantik dan enak dilihat. Semakin dalam kita menggali tanah, maka semakin dalam pula keburukan yang bisa kita temukan.

Dan terkadang kita bertanya-tanya mengapa Tuhan menjatuhkan benih kita di tanah yang kotor, kosong dan tandus ini.

Hari berganti hari, ketika kita berada dalam tanah, kita bisa melihat bagaimana keburukan tersebut ada disekitar kita. Kita merasa semua tempat gelap dan tidak ada sinar matahari yang bisa menembus tanah untuk menyinari kita. Rasanya benar-benar sendirian dan kesepian.

Tetapi pada waktu Tuhan, benih yang berada dalam kegelapan dan lingkungan yang tidak nyaman disekelilingnya menjadikan benih tersebut tumbuh dan berbunga.

Benih tersebut kemudian menjadi sebuah bunga cantik yang enak dilihat oleh mata. Bunga tersebut mengundang lebah dan kumbang untuk datang bertumpu pada kelopaknya.

Pada saat yang sama, Tuhan tersenyum. Tanaman tersebut telah tumbuh dengan sempurna.

Kita akan melihat kehidupan sangat buruk dan tidak ada satu pun yang masuk akal. Saat dimana kita merasa sendiri dan terbuang. Ketika sekeliling kita hanyalah tanah kosong yang kotor, jangan pernah kehilangan pengarapan kita.

Kita harus bisa mengubah sudut pandang kita. Mungkin tanah yang kosong tersebut adalah salah satu cara Tuhan untuk mendorong kita bertumbuh, berubah dan menunjukkan jalan yang tepat pada tujuan hidup kita. Tuhan punya cara yang terbaik yang tidak bisa kita bayangkan, bahkan pahami saat Ia menjadikan kita sebagai karyaNya.

 

Ikuti Kami