Sadarkah kamu kalau Tuhan bahkan menyelamatkan pernikahan Potifar
dari tindakan istrinya kepada Yusuf? Dalam artian, karena ketaatan Yusuf kepada
Tuhan, bahkan rumah tangga Potifar sendiri diselamatkan. Meskipun pengalaman tak
mengenakkan harus dijalani oleh Yusuf. Tapi kita bisa menggarisbawahi kalau ketaatannya kepada Tuhan justru berdampak positif kepada kehidupan orang lain.
Bahkan sebelum peristiwa itu terjadi, sejak Yusuf diberikan kuasa
atas harta milik Potifar, maka Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena imannya.
Ketaatan Yusuf kepada Tuhanlah yang membuat segala sesuatu di sekitarnya menjadi berlipatkali ganda.
“Sejak ia
memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN
memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.” (Kejadian 39: 5)
Pastinya kita akan berpikir, kenapa Tuhan harus memberkati Potifar?
Sementara kita tahu kalau pegawai Firaun itu adalah orang kafir yang tak percaya
Tuhan. Satu-satunya alasan kenapa Tuhan memberkatinya adalah karena Yusuf. Dan dengan
cara yang sama pun, Tuhan juga bisa memberkati kita karena iman kita kepada Yesus.
Gak ada alasan Tuhan gak memberkati kita kecuali kalau kita gak mengandalkan
Dia sepenuhnya dalam hidup kita. Gak ada usaha yang lebih besar yang bisa kamu lakukan untuk mengalami terobosan besar dalam hidupmu kecuali oleh karena kasih karunia di dalam Yesus.
Di akhir tahun, ada begitu banyak orang yang mulai mengevaluasi
setiap pencapaian dalam hidupnya. Dan berharap untuk tidak mengulangi kesalahan
yang sama di tahun berikutnya. Atau berharap terjadi terobosan baru dalam hidup.
Tak sedikit pula yang kemudian mengatur strategi baru dan beragam usaha untuk
bisa mewujudkannya. Bahkan kita hanya menganggap Tuhan sebagai pribadi penyalur berkat saja, tanpa benar-benar mengimani janji-janji-Nya.
Tahukah kamu kalau hal ini sama seperti hanya menginginkan berkat-Nya
dan tidak menginginkan hidup-Nya. Kita berdoa dan memohon kepada Tuhan supaya beragam
terobosan terjadi atas keuangan, pasangan, kesehatan, perlindungan, promosi,
kesuksesan dalam berbagai bidang dan seterusnya. Tapi kita tidak mau Yesus memberi tahu kita apa yang harus kita lakukan.
Banyak orang Kristen terbiasa dengan bangun pagi dan memberi Tuhan
sederet daftar berkat yang kita butuhkan untuk dikerjakan. Lalu kita mulai menjalani kehidupan dengan cara kita sendiri.
Kemudian, kalau Tuhan tampaknya belum menjawab doa-doa kita,
kita pun akan mulai kecewa dan kehilangan pengharapan akan Dia. Di tahun yang
baru ini, jangan sampai kita memiliki level kerohanian yang seperti ini lagi.
Kalau kamu benar-benar ingin mengalami terobosan besar dalam hidupmu, belajarlah
dari Yusuf. Kita harus menempatkan Tuhan di atas dari segalanya dalam hidup kita dan membiarkan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki atas hidup kita.
Di pergantian Tahun Baru yang sudah di depan mata ini, mari belajar 7 hal ini dari Yusuf.
1. Ambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruslamatmu.
2. Selalu bangun komunikasi dengan Dia setiap hari dan mintalah
petunjukkan atas setiap detail kehidupanmu. Misalnya, saat kamu hendak mengambil keputusan, mintalah bimbingan dari Tuhan.
3. Pakailah firman-Nya sebagai alat navigasi untuk membimbingmu melakukan setiap hal dalam hidupmu.
4. Cari hikmat dan nasihat dari orang-orang yang dewasa rohani lainnya.
5. Ikuti kehendak Tuhan atas hidupmu, lepaskan setiap keinginanmu sendiri dan undang Dia untuk membawamu kepada kehendak-Nya.
6. Ambillah waktu yang teratur untuk meluangkan waktu merenungkan firman dan berdoa kepada Tuhan.
7. Buang semua motivasi-motivasi yang tidak benar dari hatimu,
seperti pembuktian diri, iri hati, keinginan untuk menjadi lebih hebat dari orang lain atau motivasi lainnya. Dan ijinkan Tuhan memurnikan hatimu.
Setelah membaca artikel ini apakah kamu akan mengambil keputusan
untuk mau menjadikan Yesus sebagai pemimpin dalam hidupmu atau kamu hanya akan
terus mengikuti keinginan dirimu sendiri dan kembali mengalami kegagalan?
Ambillah komitmen yang baru saat ini di hadapan Tuhan.