Makna Sebuah Ketaatan Meninggalkan Jejak Yang Tak Pernah Disesali! Akhiri Dengan Baik.
Sumber: barbwire.com

Kata Alkitab / 19 December 2018

Kalangan Sendiri

Makna Sebuah Ketaatan Meninggalkan Jejak Yang Tak Pernah Disesali! Akhiri Dengan Baik.

Naomii Simbolon Official Writer
4544

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8)

Apa yang kamu pikirkan ketika kamu taat kepada Tuhan? Supaya mendapatkan hadiah yang pantas? Karena takut atau karena kamu menghormati Dia?

Beraneka ragam orang memutuskan untuk taat kepada Tuhan, tetapi beraneka ragam pula yang mencoba lari dari Tuhan karena keinginan sendiri, logika sendiri, dan karena intimidasi dosa.

Sebagai orang yang beriman, maka ketaatan adalah bukti dari iman. Ketaatan sama sekali nggak bisa dilepaskan dari iman. Ingat Bapa Abraham? Yap, tindakan hatinya untuk taat kepada Bapa ketika mempersembahkan anak-Nya Ishak adalah bukti imannya, meski dia tahu itu menyakitkan.

"Obedience without faith is possible, but not faith without obedience."

Nyatanya berapa banyak diantara kita yang sering sekali taat karena didasarkan oleh sebuah motivasi tertentu? Taat kepada orangtua supaya diberi uang jajan lebih, taat kepada atasan supaya mendapat promosi dan lain sebagainya.

Lalu gimana dengan taat kepada Tuhan? Taat kepada Tuhan karena imbalan, bukanlah taat yang benar, tetapi iman adalah dasar ketaatan kepada Tuhan, itulah yang benar.

Alkitab menjelaskan beberapa orang yang hidup dalam ketaatan sebagai wujud iman mereka. Mereka rela membayar harga yang sangat mahal untuk itu, misalnya Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Tetapi di sisi lain, Alkitab juga berbicara mengenai ketidaktaatan dan akibatnya seperti yang dialami Saul, Yunus dan banyak raja-raja Israel lainnya.

Jangankan kepada Tuhan, kepada atasanpun kita perlu membayar sebuah harga untuk taat.  Demikian kepada Tuhan, kita perlu membayar harga yang sangat mahal.

1 Petrus 1:18-19 menjelaskan bahwa kita ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Anak Domba Allah (Yesus) untuk membayar harga dosa karena ketidaktaatan kita.

Belajar dari kisah Abraham, Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, kita pun belajar ketaatan dan meneladaninya dari Yesus Kristus, bahwa:

1 Ketaatan itu nggak terpengaruh oleh penderitaan yang dialami-Nya

Meskipun banyak orang yang menekannya dan memfitnahnya, Yesus tetap saja nggak berhenti dan tak terpengaruh. Dia tetap berdiri melakukan kehendak Bapa di bumi yaitu menginjili bangsa-bangsa.

Meskipun Sadrakh, Mesakh, dan Abednego harus berhadapan dengan bara api yang luar biasa, mereka tetap teguh dengan iman mereka atas Allah yang mereka sembah.

Sering sekali nilai sebuah ketaatan diuji melalui masa-masa sulit dan penderitaan. Sehingga mengapa kita perlu membayar harga dan tahan uji untuk terus komitmen.

Yesus sama sekali nggak berubah meski murid-murid-Nya tidak setia.

Meski atasan, bawahan atau keadaan hidupmu sepertinya tidak memihak, tetaplah taat dalam kebenaran. Mau?

2 Ketaatan Yesus pun tak berhenti karena penolakan

Tahu kan kalau Yesus ditolak dimana-mana. Sepertinya ini bukan rahasia umum lagi bahwa ketika Yesus memasuki Yerusalem dan menunggang seekor keledai, Dia dipuji dan diagungkan banyak orang, namun tiba-tiba semua berubah!Kata "Hossanna, anak Daud" berubah menjadi "Salibkan Dia."

Bayangkan saja posisimu seperti itu? Jatuh terbanting ke bawah setelah merasakan diagungkan, dipuji kini di hinabahkan ditolak.

Apakah kamu tetap taat?

Yap Harus berusaha taat. Yesus pun melakukannya. Meski dia dihina, difitnah dan ditolak hingga dihukum mati, dia tetap saja tidak berhenti melakukan kehendak Bapa.

Jika hari ini kamu ditolak, diintimidasi oleh dosamu, jangan takut! Dan perangi dengan kerendahan hati, berdoa dan taatlah.

3 Ketaatan Yesus dibuktikannya sampai Ia mati

"..ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati…(Fil. 2:8)"

Inilah yang harus kita raih. Taat sampai mati.

Ketaatan yang berorientasi kepada Allah akan menghasilkan ketaatan mutlak, sebaliknya ketaatan yang hanya untuk menyenangkan hati manusia akan menimbulkan ketidaktaatan yang tersembunyi.

So ayo taatlah kepada Bapa sampai mati.

Sebentar lagi tahun 2018 akan segera berakhir. Ayo akhiri semuanya dengan menyelesaikan apapun dengan taat dan baik.

Finishing Well adalah tindakan 'ketaatan' yang dilakukan untuk menyenangkan hati Allah bukan manusia. Taatlah untuk mengampuni, taatlah untuk kembali lagi kepada Allah, taatlah untuk memberi dan taatlah melakukan apa pun yang Allah gerakan. Selamat menikmati libur Natal ya!


Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami