Dianggap Seru, Mengumpat Bisa Bikin Orang Sakit Hati, Yuk Berhenti Dengan 3 Cara Ini
Sumber: http://home.bt.com/images/gossiping-1363

Single / 17 December 2018

Kalangan Sendiri

Dianggap Seru, Mengumpat Bisa Bikin Orang Sakit Hati, Yuk Berhenti Dengan 3 Cara Ini

Inta Official Writer
1420

Di era teknologi ini, dengan mudah kita bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Selain informasi, salah satu hal yang paling sering kita nikmati adalah entertainment. Nggak hanya sebatas televisi atau majalah, kini kita juga dengan mudah mendapatkan hiburan melalui media sosial.

Setelah menikmati rangkaian kemudahan dari era teknologi yang pesat, sudah menjadi tugas kita untuk bijak saat menanggapinya. Konten-konten yang terkesan kreatif tersebut bisa jadi berisikan sesuatu yang sebenarnya buruk buat kita.

Salah satunya adalah kebiasaan mengumpat.

Mungkin buat sebagian dari kita, mengumpat bisa dengan mudah diterima. Kita sudah terbiasa mendengarkan di berbagai sumber. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima kebiasaan ini, lho. Meskipun bertujuan sebagai lelucon untuk memancing tawa orang terdekat, tetapi perkataan merupakan isi hati kita.

Matius 15:18, "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang."

Sebut saja namanya Bobby. Dia adalah teman yang cukup dekat dengan saya. Bobby punya kebiasaan mengumpat. Suatu hari, ketika saya dan Bobby bertemu dengan kawan lama, Bobby melontarkan beberapa bentuk umpatan tersebut kepada kawan lama saya.

Sontak saja kawan lama ini langsung bertanya tentang maksud dari Bobby yang mengatakan umpatan tersebut. Ternyata, tidak semua orang bisa menerima kebiasaan kita yang suka melontarkan kata-kata umpatan. Kebiasaan yang dianggap keren ini bisa membuat orang lain menjadi tidak nyaman.

Kebiasaan mengumpat membuat kita tidak mencerminan sikap Kristus, tetapi sering juga menyakiti orang lain. Untuk itu, kita harus bisa mengatasi kebiasaan ini.

1 Pada kenyataannya, setiap orang menyukai perkataan yang manis

Wajar sih, kayaknya sumber-sumber hiburan yang di dalamnya tidak ada kata umpatan bisa terhitung oleh jari. Hal ini membuat kita bisa memaklumi kebiasaan mengumpat ini. Padahal, kalau kita teliti lagi, sebenarnya orang lebih cenderung menyukai perkataan-perkataan yang manis dan membangun, lho.

Sekarang siapa sih yang tidak menyukai perkataan yang memberkati? Mau dia anak gaul atau badung, semua orang senang menerima berkat. Jadi kalau selama ini kita menganggap kata-kata umpatan sebagai sesuatu yang keren, coba deh pikirkan lagi. Pilihannya, kita mau jadi berkat atau kutuk? Pasti berkat, dong. Terlebih kita adalah anak-anak Tuhan.

2 Mulai kurangi kebiasaan mengumpat

Setelah tahu kalau sebenarnya manusia senang diberkati, kita perlu merubah sedikit kebiasaan mengumpat ini. Salah satunya adalah dengan menyingkirkan sumber-sumber yang jadi contoh dan membuat kita jadi terbiasa melontarkan kata-kata umpatan.


Bisa saja sumbernya berasal dari tontonan, buku, majalah, atau orang-orang sekitar. Bahkan sebagai orang dewasa, sepertinya sangat jarang menemukan film-film yang tidak ada kata umpatan di dalamnya.

Berdoalah kepada Tuhan untuk melingkupi setiap kita dan menjaga telinga agar hanya bisa mendengar segala hal yang baik dan menjadikan bahan tersebut sebagai sebuah hikmat yang bisa kita alami dalam sehari-hari.

3 Baca firman Tuhan

Tuhan mau kita memperhatikan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Amsal 13:3, "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dibandingkan dengan kesukaran." Jadi, dengan memfilter setiap perkataan yang hendak kita ucapkan, sama artinya kita sedang mencegah diri dari segala permasalahan.

Setiap perkataan yang keluar dari Kristus biasanya dituliskan, “Sebab ada tertulis..” Hal ini karena Kristus selalu mengisi dirinya dengan firman Tuhan dan punya kedekatan dengan Bapa-Nya. Untuk itu, mulai sekarang, cobalah mengisi hati kita dengan berbalik pada firman Tuhan.

Mengubah sebuah kebiasaan bukanlah perkara yang mudah. Kita harus berpikir sebelum bicara, dimana hal ini membutuhkan latihan dan praktek.  Jadi, siapkah kita untuk memperlengkapi diri dengan firman Tuhan dan menjaga setiap perkataan kita?



Sumber : crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami