Pernikahan Itu Lebih Dari Sekadar Perasaan, Jangan Biarkan Egomu Merusaknya…
Sumber: Daily Mail

Marriage / 12 December 2018

Kalangan Sendiri

Pernikahan Itu Lebih Dari Sekadar Perasaan, Jangan Biarkan Egomu Merusaknya…

Lori Official Writer
2190

Ini adalah topik yang sangat tepat untuk dibahas di bulan menjelang musim Natal dan Tahun Baru 2019 ini.

Jadi mari kita mulai.

Cinta hanyalah suatu luapan perasaan alamiah kita. Kita merasakannya. Dan perasaan itu adalah bagian dari manusia. Gak bisa disangkal kalau perasaan juga sangat mempengaruhi sebuah pernikahan. Tapi bukan berarti perasaanlah yang menggerakkan sepenuhnya sebuah pernikahan.

Sebagai anugerah dari Tuhan, Dia mau kita menempatkan perasaan kita ditempat yang tepat dalam pernikahan kita.

Baik perasaan dan pernikahan adalah rancangan Tuhan.

“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” Kejadian 1: 31

Karena manusia, perempuan, laki-laki, pernikahan dan emosi adalah ciptaan Tuhan maka kita menyimpulkan kalau semua itu adalah baik.

Tapi bersama dengan segala sesuatu yang lain dalam ciptaan-nya, perasaan kemudian disalahgunakan sejak manusia jatuh dalam dosa.

Baca Juga :

Bukan Cuma Minim Waktu Ngumpul Bareng Keluarga, Istri Polisi Juga Curhat Soal Ini

Suami Akrab Sama Teman Wanitanya, Terapkan 4 Aturan Ini Dalam Pernikahan Biar Gak Affair

Paulus menulis dalam Roma 8: 19-23, “….Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya….”

Kita memang masih memiliki perasaan alamiah yang dikaruniakan Tuhan, seperti rasa cinta dan sukacita. Tapi kita juga bergumul dengan emosi yang dibawa oleh dosa kita, seperti kemarahan, kesedihan, rasa sakit dan rasa takut.

Saat kita melihat perasaan dari perspektif Tuhan, kita melihat bagaimana mereka bisa menuntun pada perasaan alamiah kita. Tapi emosi jauh lebih banyak.

Sebagai contoh, aku mungkin memiliki perasaan luar biasa yang kita sebut cinta, tapi kasih Tuhan jauh lebih besar. Perasaan cinta datang dan pergi. Tapi cinta Tuhan selalu ada, tak peduli kondisi kita atau apa yang kita rasakan.

Peran perasaan sebegitu besar dan pentingnya, sehingga hal itu bahkan bisa mempengaruhi sebuah pernikahan. Perasaan juga bisa mempengaruhi perjalanan kekristenan kita dalam banyak cara. Salah satunya adalah keyakinan kita akan keselamatan.

Mereka yang mendasarkan keyakinan keselamatan mereka hanya berdasarkan perasaan, tidak akan pernah bertahan kuat. Saat mereka sedang dalam emosi atau kemarahan, keyakinan ini bisa berubah dan kembali meragukan keselamatan itu.

Saat kita dalam kondisi inilah, si iblis akan menyalahgunakan keyakinan kita. Dia akan mencoba meyakinkan kita kalau perasaan kitalah yang mendikte hubungan kita dengan Tuhan dan pasangan kita. Tapi Yesus memperingatkan dalam Yohanes 10: 10 bahwa si iblis hanya datang untuk ‘mencuri, membunuh dan membinasakan’. Dia ingin menghancurkan pernikahan kita dan hubungan kita dengan Allah. Dan dia akan berusaha menyampaikan kebohongan pada kita tentang perasaan yang kita rasakan.

Karena itulah hidup kita dan pernikahan kita harus didasarkan pada kebenaran firman Tuhan, bukan pada perasaan kita. Perasaan bisa baik, tapi mereka juga bisa merusak.

Kalau kita membiarkan perasaan kita yang menuntun kita, maka bisa-bisa kita akan jatuh pada tindakan dosa.

Tuhan memberi tahu kita dengan jelas kalau cara seseorang berpikir atau memahami sesuatu akan menentukan emosi dan tindakannya. Jadi, jangan biarkan pernikahan dan seluruh aspek hidupmu dikuasai oleh perasaan yang bukan berasal dari Tuhan.

Sumber : simplyoneinmarriage.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami