Lebih dari 100 orang Kristen Iran ditangkap oleh Kementerian
Intelijen Iran. Selama penangkapan, barang-barang berharga seperti ponsel disita petugas.
Tak lama setelah diiterogasi, sebagian diantaranya diijinkan pulang.
Namun mereka yang dicurigai sebagai pemimpin kelompok Kristen masih tetap ditahan.
Open Doors mengungkapkan, tekanan terhadap orang Kristen di
Iran masih terus meningkat. Mereka yang menolak meninggalkan Iran dijebloskan ke dalam penjara.
Tekanan ini terjadi lantaran menyaksikan banyaknya orang Iran
yang memilih menganut agama Kristen. Merasa jadi ancaman bagi keyakinan mayoritas di Iran, pemerintah pun membatasi aktivitas gereja.
“Pembatasan ini lebih buruk dialami gereja-gereja yang dihadiri oleh orang Kristen yang sebelumnya muslim. Bukan hanya itu, tapi pemerintah meminta uang jaminan yang tidak masuk akal dan mengancam akan menjebloskan orang Kristen ke dalam penjara,” kata Kepala Advokasi Open Doors UK, Zoe Smith.
Baca Juga :
Puji Tuhan! Wanita Iran Ini Berhasil Bawa Ribuan Orang Swedia Kepada Yesus
Pertumbuhan Gereja Bawah Tanah di Iran Paling Cepat, Tetapi juga Paling Sering Dipersekusi
Sementara kegiatan peribadatan yang dilakukan di rumah-rumah digerebek.
Para pemimpin kelompok Kristen ditahan dalam waktu yang sangat lama. Akibatnya,
banyak orang Kristen yang melarikan diri mencari perlindungan ke negara lain. Ada juga yang tetap bertahan dan secara diam-diam tetap memegang teguh imannya.
“Beberapa orang Kristen menghilang dari komunitas mereka
setelah menjalani hukuman, pemimpin gereja ditekan untuk meninggalkan negara atau
harus ditangkap. Gereja-gereja rumah semakin menyusut setelah anggota-anggota
mereka ditahan dan memaksa mereka untuk mengurangi kegiatan keagamaan. Beberapa
lain kehilangan kontak dengan gereja-gereja.
Kondisi ini terus dialami oleh orang-orang Kristen di Iran. Berdasarkan
statistik, Iran bahkan menjadi negara yang masuk dalam daftar 10 negara yang paling
berbahaya bagi komunitas Kristen.