Perdana Menteri Pakistan
Imran Khan menarik reaksi dunia internasional pada bulan lalu karena mengklaim perihal
Yesus yang "tidak disebutkan" dalam sejarah dan mendorong undang-undang penodaan agama yang lebih ketat.
Khan membuat pernyataan
kontroversial pada 20 November, yang menandai ulang tahun tokoh besar di kitab sucinya. Selama pidato, dia membandingkan Yesus dengan tokoh tersebut.
"Ada nabi-nabi Allah
lainnya (selain Muhammad), tetapi tidak disebutkan tentang mereka di dalam
sejarah manusia. Tidak dapat disebutkan namanya. Musa disebutkan, tetapi tidak
disebutkan Yesus di dalam sejarah,"ujar Khan, menurut terjemahan yang
diposting oleh Middle East Media Research Institute.
"Tetapi seluruh
kehidupan Muhammad, yang merupakan nabi terakhir Allah, adalah bagian dari sejarah," sambung Khan.
Perdana menteri juga berbicara tentang upaya Pakistan untuk menindak penistaan ??agama di luar negeri. Di Pakistan, menghina Muhammad adalah kejahatan yang patut dihukum mati.
Khan memuji menteri luar
negerinya atas keterlibatannya dengan pembatalan kontes menggambar kartun Muhammad di Belanda awal tahun ini.
Sementara itu, Khan juga
mengatakan protes-protes kekerasan terhadap penodaan agama disalahtafsirkan oleh Barat.
Dia juga mendesak
negara-negara di seluruh dunia untuk mengadopsi "Konvensi Internasional
tentang Mencegah Pencemaran Nama Baik Agama." Dia mengatakan tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa "kebebasan berbicara tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menyakiti 1,25 miliar Muslim dunia."
Pidato perdana menteri datang pada saat ketika pengikut radikal agama mayoritas di Pakistan menyerukan pembunuhan Asia Bibi, seorang perempuan Kristen yang dituduh menghina Muhammad.
Baca Juga:
Dia baru-baru ini
dibebaskan dari semua tuduhan tetapi tetap dalam bahaya ketika dia dan
keluarganya mencari suaka di Barat.
Ekstremis radikal juga
menyerukan untuk mengeksekusi hakim Mahkamah Agung Pakistan yang
membebaskannya.