Fakta
membuktikan kalau ternyata sebanyak 80 persen pasien tidak jujur dengan dokter kesehatan mereka.
Hal ini disampaikan lewat hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open oleh para peneliti
di University of Utah Health and Middlesex Community College, Connecticut dan Universitas
Michigan, Universitas Negeri Wayne dan Universitas Lowa. Mereka menemukan bahwa
sekitar 60 sampai 80 persen pasien mengatakan kalau mereka tidak memberi tahu dokter soal kondisi kesehatan yang mereka alami.
Para pasien
mengaku melakukan hal itu karena tak ingin dihakimi atau diceramahi oleh dokter mereka.
“Mungkin gagasan
bahwa pasien mungkin tidak berbagi semua (kondisi) nya dengan dokter mereka mungkin
sangat diharapkan, kita sangat dikejutkan dengan hasrat pasien untuk menahan informasi
atau keyakinannya,” demikian ditulis dalam hasil penelitian profesor kedokteran internal di Universitas Michigan.
Hasil studi
ini didapatkan dengan melakukan survei kepada lebih dari 4500 orang di berbagai
wilayah di Amerika. Satu survei mendapat tanggapan dari 2.011 peserta yang rata-rata
berusia 36 tahun. Survei online lainnya dilakukan kepada 2.499 peserta dengan usia rata-rata 61 tahun.
Kedua kelompok
survei ini terdiri dari peserta perempuan yang lebih muda dan juga yang memiliki masalah kesehatan.
Para peserta
kemudian diajukan 7 pertanyaan dari dokter, psikolog dan juga pemimpin di
sebuah pertemuan konseling. Lalu para peserta yang mengaku berbohong kepada dokter mereka lalu dimintai alasan kenapa mereka melakukan hal itu.
Alasan utama
yang ditemukan adalah karena pasien merasa tidak mendapat saran dan rekomendasi
yang tepat dari dokter mereka. Selain itu, mereka juga mengaku suka tidak paham
dengan instruksi medis dari dokter mereka. Para peserta juga mengaku berbohong dengan pola hidup mereka, seperti makan makanan tidak sehat.
“Ada topik-topik
tertentu dimana pasien cenderung tidak selalu memberi tahumu apa yang sedang
terjadi. Aku pikir itu benar terutama dalam skenario ketika seorang pasien tidak
mengenalmu dengan baik atau ada subjek yang sensitif,” kata Dr. Barbara keber, Ketua
Pengobatan Keluarga di Northwell Health’s Glen Cove Hospital di Glen Cove, New York.
Dia menambahkan,
pasien bisa saja berpikiran kalau mereka sedikit kuatir kalau dokter menyebut mereka orang yang tidak bijaksana.
Risiko dibalik berbohong kepada dokter
Pasien yang
cenderung suka berbohong soal kondisi kesehatan mereka dari dokter bisa mempersulit
tim medis untuk memberikan perawatan yang tepat. Hal ini juga bisa berbahaya bagi kesehatan pasien.
Pasien yang
tidak mau berterus terang soal kesehatan mereka kepada dokter juga bisa mengalami efek samping yang lebih berbahaya seperti ancaman terhadap kesehatan jiwa pasien.
“Dokter kesehatan
perlu informasi yang lengkap dan akurat tentang perilaku dan keyakinan pasien jika
mereka ingin melayani dan memandu pasien mereka dengan baik,” kata penulis studi Brian Zikmund Fisher.
Karena itu Zikmund
Fisher memberikan solusi untuk memecahkan ketakutan dan kekuatiran pasien yaitu
dengan dokter harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan pasien. Mereka harus punya kemampuan untuk membuat pasien tenang.
“Dokter perlu
membuka jalur komunikasi untuk melibatkan pasien, dan dan baru kemudian pasien akan
kembali mendiskusikan masalah kesehatan mereka,” katanya.
Nah, apa
kamu pernah punya pengalaman seperti ini? Dengan membaca artikel ini moga-moga kalian
bisa lebih bijak menentukan pilihan konsultasi kesehatan yang terbaik ya. Juga buat
para dokter perlu belajar untuk membangun hubungan yang lebih hangat dan dekat
dengan pasien ketika mereka datang memeriksakan kesehatan mereka.