Dilansir dari Kompas.com,
pemerintah Belanda berencana menutup empat penjara karena tidak lagi punya
tahanan. Pertimbangan penutupan ini adalah berdasarkan catatan angka kejahatan
terendah sejak 1980. Badan nasional statistik CBS dalam data yang dirilis pada awal 2018 ini menyebutkan, hanya terdapat 49 kejahatan per 1.000 penduduk.
Sejak 2013 lalu, pemerintah
Belanda melaporkan bahwa mereka telah menutup 28 penjaranya. Tutupnya
penjara-penjara ini adalah sebuah pertanda bahwa tidak lagi banyak orang yang melanggar hukum di Belanda.
Bahkan, pemerintah sempat mencari
segala cara agar penjaranya tidak ditutup dengan bekerja sama dengan
pemerintahan Norwegia untuk menampung tahanan dari negara yang terkenal dengan keindahan auroranya itu.
Turunnya jumlah tahanan di
Belanda ini tidak lepas dari cara mereka memperlakukan tahanan. BBC mencatat
kalau tidak sampai 10% tahanan yang kembali di tangkap dan dijebloskan ke
penjara dalam kurun waktu dua tahun setelah dilepaskan. Penasaran dengan sistemnya? Yuk cari tahu di bawah ini.
1. Prioritaskan pribadi masing-masing tahanan
Ketika masuk dalam penjara,
tahanan akan diperlakukan sesuatu kepribadian mereka. Hal ini bertujuan agar
pihak berwenang mengetahui akar masalah dan penyebab mengapa mereka melakukan tindak pelanggaran hukum.
Contohnya, ketika ada tahanan
yang agresif dan pemarah, maka mereka akan diberi konseling soal mengatur
amarah atau konseling soal keuangan saat tahanan punya masalah mengenai
keuangan. Pihak pengelola penjara berusaha untuk mencari tahu alasan dan akar permasalahan dari masing-masing individu.
2. Hukum yang longgar untuk pengguna obat-obatan terlarang
Kompas menjelaskan sebauh
penelitian yang sudah dilakukan sejak tahun 2008, dimana hukum Belanda soal
narkotika memang terbilang longgar. Dibandingkan dengan tindak pidana, para pengguna narkotiba akan mendapatkan rehabilitas, bukan masuk ke dalam penjara.
Hal ini bukan hanya agar menimbulkan efek jera, melainkan juga berharap agar pecandu bisa lepas dari efek narkotika yang menjerat.
Baca juga:
3. Dipantau menggunakan teknologi yang mumpuni
Pihak pengelola penjara akan
memasangkan gelang kaki elektronik untuk memantau kegiatan pelaku kriminal.
Bahkan ketika sudah dirumahkan, mereka akan tetap terpantau oleh pihak
berwenang agar tidak kembali melakukan tindak kejahatan. Hal ini dinilai lebih murah dan efektif dibandingkan menjebloskan mereka dalam penjara.
4. Hakim lebih pilih hukuman alternatif dibandingkan penjara
Kebanyakan tindak kriminal akan
dijatuhi hukuman berupa denda atau kerja sosial. Sebab ketika seseorang masuk
penjara, maka mereka akan menjadi tanggungan negara. Pihak kriminal dianggap
akan menjadi pribadi yang lebih baik kalau bisa berkontribusi bagi masyarakat
sekitar.
Belanda sudah membuktikan kalau orientasi pada
individu jauh lebih berhasil dibandingkan dengan menjebloskan pada tindak
kriminal ke penjara. Bagaimana menurutmu? Apakah kalau cara-cara di atas
dilakukan oleh Indonesia, tindak kriminalitas akan semakin berkurang?