Di jaman serba teknologi ini, masyarakat tak lagi sulit untuk
mencari informasi apapun. Hanya bermodalnya berselancar di internet lewat ponsel
genggam, semua pertanyaanmu soal apapun bisa kamu temukan. Meski sangat memudahkan masyarakat tapi hal ini belum tentu dianggap baik loh.
Pasalnya beragam informasi yang bisa kita dapatkan di internet
belum tentu semuanya akurat atau terpercaya. Hal inilah yang jadi alasan kenapa kita harus hati-hati mempercayai saran kesehatan dari internet.
Kita bisa lihatkan bagaimana media sosial bisa jadi media monumental
untuk penyebaran informasi, baik Youtube, Facebook, Instagram maupun Twitter. Tapi
faktanya, kita justru bisa diserang oleh ancaman penyebaran hoaks atau informasi yang tidak akurat.
Kamu mungkin pernah mendengar tentang blogger kebugaran asal
Australia, Belle Gibson yang mengaku bisa menyembuhkan kankernya dengan makan sehat
dan menolak kemoterapi. Di tahun 2015, sekitar dua tahun setelah dia menjadi terkenal, Gibson mengakui kalau dia berboghong soal diagnosa kankernya.
Tentu saja kita akan kecewa kalau tahu kita dibohongi. Tapia
da banyak oknum di luar sana yang sengaja memanfaatkan kondisi orang lain untuk
mencapai tujuannya. Apalagi hal itu jauh lebih mudah dilakukan dengan internet.
Mengingat semakin luas dan rumitnya bidang kedokteran yang terus
berubah, kita pun semakin sulit untuk menerjemahkan informasi dalam bahasa awam.
Sementara kita juga harus tetap mempertahankan keakuratan informasi. Bahkan
ilustrasi soal kanker prostat yang diunggah di Youtube sendiri harus menjalani pemeriksaan
lebih dulu dalam penelitian baru oleh Fakultas Koedokteran New York University. Jadi nggak sembarangan loh!
Di sisi lain, sekitar 75% video kesehatan hanya menjabarkan soal
manfaat kesehatan tertentu. Dan 53 % lainnya menjelaskan bahaya dan efek
sampingnya. Sementara seperlima dari semua video yang merekomendasikan pengobatan alternatif di dalam internet sama sekali tidak memiliki dasar secara ilmiah.
“Studi kamu menunjukkan kalau setiap orang benar-benar perlu mewaspadai video-video Youtube tentang kanker prostat,” kata ahli urologi Stacy Loeb.
Loeb menganjurkan supaya mereka yang mencoba untuk mencari
tahu soal kondisi kesehatannya lewat ciri-ciri dan gejala yang dialami di
internet lebih berhati-hati lagi. Seperti halnya dimana sejumlah artikel kesehatan
telah mengklaim kalau gejala sakit kepala bisa jadi tanda kanker otak. Padahal belum tentu begitu.
“Dr. Google sudah masuk dalam ruang ujicoba entah kita suka maupun
gak. Informasi itu kuat tapi hanya sebaik sumbernya. Pastikan informasinya berasal
dari sumber terpercaya. Teliti. Tanyakan kepada doktermu rekomendasi situs kesehatan
terpercaya,” tandas Loeb.
Aku pikir kita sangat setuju ya dengan artikel ini. Di
internet kita memang bisa mendapatkan beragam jawaban dari pertanyaan kita. Tapi
belum tentu semuanya akurat dan ilmiah. Karena, mulailah berhati-hati terhadap
informasi kesehatan yang kamu dapatkan dari sebuah website atau media sosial
manapun.