Setelah fenomena
dimana para pria Jepang memilih memacari patung buatan. Kini seorang pria Jepang berusia 35 tahun Akihiko Kondo menikahi boneka virtual Hatsune Miku.
Boneka Hatsune
Miku ini sendiri adalah model karakter yang dirancang oleh artis EKI untuk
program synthesizer suara vocaloid yang dibuat oleh Crypton. Sementara suara aslinya diambil dari suara penyanyi Jepang, Saki Fujita.
Kondo mengaku
jatuh cinta dengan Miku karena boneka hologram yang bergerak dan berbicara yang muncul di perangkat desktop tiga dimensinya.
“Aku tidak pernah mengkhianatinya, aku selalu jatuh cinta pada Miku-san. Aku sudah memikirkannya setiap hari. Aku jatuh cinta pada seluruh konsep Hatsune Miku,” katanya.
Baca Juga :
Rasakan Sakitnya Dihina dan Dihujat, Jangan Membalas! Dengar Dulu Nasihat Merry Riana Ini
9 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Orang Gak Suka Sama Kamu, Nyadar Gak Sih? (Part 1)
Kondo menilai dirinya pria yang sangat beruntung. Karena boneka Miku selalu membangunkannya setiap pagi bahkan menemaninya ke kantor setiap hari. Sementara di malam hari, Miku akan menyalakan lampu saat dia akan tiba di rumah. Boneka inilah yang selalu mengingatkan Kondo untuk melakukan rutinitas sehari-hari.
Namun, pernikahan
yang tak biasanya ini mendapat penolakan dari keluarga dan teman-teman terdekatnya.
Pernikahan yang digelar pada 4 November 2018 itu hanya dihadiri oleh kenalan jauhnya
saja. Ibu Kondo sendiri menolak untuk hadir dalam pernikahannya. “Bagi ibu, itu bukan sesuatu yang pantas untuk dirayakan,” ucap Kondo.
Sayangnya, pernikahan
pria ini dengan bonekanya rupanya dilatarbelakangi oleh pengalaman yang tak
mengenakkan dengan wanita. Kondo mengaku kalau 10 tahun lalu dirinya pernah mnegalami
perlakuan yang tak baik dari atasan perempuannya. Dia mendapat intimidasi dari atasannya
itu sampai dirinya bahkan diskors dari pekerjaan. Pengalaman itulah yang membuatnya trauma sampai kehilangan kepercayaan kepada wanita manapun.
Meskipun ada
banyak orang yang menentang keputusannya menikahi boneka Miku, tapi Kondo mengaku
tak peduli. Dia merasa sangat bahagia karena hari pernikahannya itu adalah hari yang paling bahagia dalam hidupnya.
Fenomena ini
tentu saja membuat kita gak habis pikir bukan? Hal ini terbilang aneh dan sesuatu
yang baru terjadi belakangan ini. Sebagai orang Kristen, kita pasti meresponinya
dengan pandangan kita sesuai dengan Alkitab. Saat seseorang mengalami pengalaman
traumatis dalam hidupnya, dia pasti akan memilih untuk mengurung diri dalam dunianya.
Dia memilih untuk hidup dalam luka dan rasa sakit hati. Akibatnya, dia kehilangan
kepercayaan kepada orang lain dan memilih ssesuatu yang tidak akan mungkin
menyakitinya.
Bagi mereka
yang tak tumbuh dalam komunitas atau gereja, mereka pasti akan semakin larut
dalam pengalaman pahit mereka dan membuat mereka semakin jauh dari kasih dan
panggilan Tuhan. Jadi, mari belajar dari fenomena ini untuk tidak menahan ssegala
rasa sakit dan luka hati yang kita alami dan membuat kita melakukan hal yang di
luar dari kehendak Tuhan atas hidup kita.