Laksanakan Ibadah Minggu Di Tengah Lapangan, Hingga Senin Mamasa Diguncang 5 Kali Gempa
Sumber: https://asset.kompas.com/crop/2x74:1000x

Nasional / 19 November 2018

Kalangan Sendiri

Laksanakan Ibadah Minggu Di Tengah Lapangan, Hingga Senin Mamasa Diguncang 5 Kali Gempa

Inta Official Writer
2477

Senin (19/11) ini, terjadi setidaknya 8 kali gempa. Gempa pertama terjadi pukul 3 dini hari (19/11) di Mamasa, Sulawesi Barat dengan besar magnitudo 3,3. Selanjutnya disusul oleh gempa berkekuatan magnitudo 3,4, dengan pusat gempa berada di darat 21 km tenggara Mamasa.

Gempa ketiga berpusat di darat 23 km timur laut Mamasa, terjadi pada sekitar pukul 5 subuh dengan magnituro 2,9. Gempa berkekuatan magnitudo 3 juga dirasakan kembali oleh warga Mamasa pada pukul 6.12 WIB. Gempa ke-lima terjadi pada pukul 14.19 WIB tadi, terjadi gempa susulan bermagnitudo 3 yang berpusat di darat 19 km Tenggara Mamasa.

5 kali gempa tersebut belum termasuk gempa yang terjadi sebelum-sebelumnya. Sudah lebih dari dua pekan Desa Rambusaratu, Kecamatan Mamasa, Sulawet Barat mengalami gempa beruntun. Hal ini membuat ratusan warga pengungsi terpaksa harus menggelar Ibadah Minggu di tenda darurat di lapangan, Minggu (18/11) kemarin.

Ibadah dilaksanakan di tenda-tenda darurat. Hal ini dilakukan karena gedung-gedung gereja di desa mereka banyak mengalami kerusakan dan retak-retak. Baik pihak pengurus gereja maupun jemaat khawatir kalau gedung gereja yang sudah retak tersebut akan ambruk sewaktu-waktu, terlebih mengetahui kalau gempa masih terus berlangsung.

Salah satu tempat yang dijadikan sebagai tempat ibadah adalah titik pengungsian di Lapangan Bola Rambusaratu Mamasa. Suriady yang merupakan majelis jemaat di Rantebuda mengatakan kalau ibadah di lapangan ini terpaksa dilakukan karena semua pihak menganggap tempat ini jauh lebih aman dibandingkan di dalam gedung.

“Ibadah terpaksa digelar di tenda karena warga merasa lebih aman menggelar ibadah di lapangan daripada di gereja yang kondisinya rusak dan retak-retak,” ungkap Suriady, dikutip dari Kompas.com.

Walau gempa terjadi dalam hitungan skala yang kecil, jemaat masih diliputi suasana panik dan khawatir akan gempa-gempa susulan.

Meskipun ibadah Minggu ini berlangsung di lapangan dna tenda darurat, Suriady mengaku kalau kebaktian tetap berlangsung dengan khidmat. Ibadah tetap berjalan seperti biasa, dengan pujian, penyembahan yang diberikan pada Tuhan, juga khotbah yang dibagikan oleh Pendeta.

Mari kita ikut mendoakan saudara kita yang saat ini sedang mengalami rasa khawatir akan bencana gempa ini. Kiranya Tuhan memberikan penghiburan, damai sejahtera dan sukacita tetap berada bersama mereka meski dalam kondisi bencana ini. 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami