Apakah kamu
sadar kalau dunia bisnis adalah dunia dimana Tuhan menempatkanmu? Meskipun
bidang ini terbilang mengerikan dan penuh ketidakpastian, tapi Tuhan pasti
sudah mengaruniakanmu kemampuan untuk mengatasi masalah yang datang dan
memberimu kemampuan untuk bisa berinteraksi dengan orang-orang yang akan bekerja bersamamu.
Saat kamu
memulai sebuah bisnis, itu artinya Tuhan mau kamu melakukan sesuatu melalui
bisnis tersebut. Tuhan masih belum selesai denganmu bahkan saat bisnis tersebut
baru kamu mulai. Kebanyakan dari kita pasti memulai bisnis dengan harapan dan
mimpi yang besar. Kita mungkin merasa bahwa itu adalah janji Tuhan yang akan
digenapi melalui kita. Tapi di pertengahan jalan, kegagalan pun datang dan kita mulai ketakutan dan mulai bersembunyi di zona nyaman kita.
Berhenti
bukanlah akhir yang Tuhan mau dari perjalanan dari sesuatu yang sudah kita
mulai. Ada lima langkah yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan bisnis yang sudah kita jalankan.
1. Jangan pernah berhenti
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila
sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Galatia 6: 9
Kesanggupan
kita untuk mewujudkan panggilan Tuhan atas hidup kita berkaitan dengan
kesanggupan kita untuk melalui segala rintangan yang Tuhan ijinkan kita alami.
Dan saat kita berhenti, maka janji kelimpahan itu tidak akan pernah kita dapatkan.
Bayangkan
kalau suatu saat nanti kita akan bertatap muka dengan Tuhan. Apakah kamu bisa
mengatakan, “Aku sudah memberikan semuanya untuk panggilan menjalankan bisnis
yang engkau percayakan.” Atau kamu malah merasa menyesal karena kamu terlalu cepat menyerah dan harapanmu terlalu kecil?
Bayangkan
kalau kita punya komitmen untuk tak mau berhenti sebelum kita menyelesaikannya. Kita pasti akan sampai di garis akhir dimana Tuhan sudah tetapkan.
Apakah ada
area-area bisnis dalam hidupmu yang membuatmu mudah menyerah? Bisakah kamu
mengidentifikasi apa kondisi yang menyebabkanmu memilih berhenti? Lalu
renungkanlah itu dan Tanya Tuhan apa yang seharusnya kamu lakukan untuk hal itu.
2. Lupakan masa lalu
Menjadi
sukses adalah impian setiap pebisnis. Jadi normal saja kalau masa depan diukur
dari prestasi masa lalu. Akibatnya, banyak pengusaha yang kemudian terjebak
karena pandangan ini dan membuat mereka tak bisa maju. Saat mereka mengalami kegagalan di masa lalu, merekapun tak mau memulai hal yang baru.
Yesus punya
tiga metaphor bagi para pengusaha yang sedang beada di musim penuh ketidakpastian dalam bisnisnya.
Kita bisa
baca di Lukas 9: 57-62, “Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah
jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau
pergi."Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya."Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!"
Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan
bapaku."Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati
menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah
di mana-mana."Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut
Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan
keluargaku."Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Kalau kamu
ingin sukses, ada hal-hal yang memang harus kamu tinggalkan. Siapapun dan
apapun yang membuatmu terjebank di masa lalu dan akan merampok masa depan yang
Tuhan sudah sediakan untukku harus kamu tinggalkan. Yesus dengan jelas
menyampaikan kepada murid-muridNya bahwa mereka tak akan bisa mengikut Dia kalau mereka masih berpegang pada masa lalu mereka.
Jadi, kalau
kamu ingin menjadikan bisnismu sebagai impian masa depanmu, beranilah untuk
memulai hal yang baru. Tinggalkanlah setiap ingatan yang pernah melukaimu, rasa
sakit yang pernah kamu rasakan, penyesalan, kekecewaan, kepahitan, penghianatan dan kegagalan yang pernah ada.
Mari
identifikasi hal-hal negative yang pernah membuatmu berhenti melanjutkan
bisnismu. Lalu mulailah berkomitmen untuk meninggalkan dan melupakannya.