Sulitnya Ketahui Kehendak Tuhan Sama Seperti Pikul Salib, Ini Sebabnya!
Sumber: https://imgix.bustle.com/uploads/image/2

Kata Alkitab / 12 November 2018

Kalangan Sendiri

Sulitnya Ketahui Kehendak Tuhan Sama Seperti Pikul Salib, Ini Sebabnya!

Inta Official Writer
3236

Suatu hari, ada seorang ibu yang sedang bertengkar dengan suaminya. “Ya sudah, kalau kamu tetap keras kepala buat pulang kampung, lebih baik kita pisah saja. Aku mau di sini menemani anak kita.” Buat ibu ini, ia sedang berada di tengah situasi yang cukup sulit.

Ia berada di persimpangan antara ingin mendampingi anaknya, tapi juga harus menemani suaminya yang minta pulang ke kampung halamannya. Sambil menahan air matanya jatuh, ia kemudian berkata, “Apa yang harus aku lakukan?”

Ibu ini menyadari bahwa perceraian bukanlah sama sekali kehendak Tuhan, sementara di sisi lain, ia selalu mendapatkan pergumulan dengan suaminya yang keras kepala. Ia sudah membayangkan sulitnya hidup di kampung halamannya nanti, sebab ia tidak akan bisa melakukan apa pun selain berkebun.

Berbeda saat ia berada di kota ini. Ia bisa membantu anaknya yang baru saja merintis sebuah usaha. Buat suaminya, sang anak sudah besar dan mandiri, sehingga tidak perlu lagi bantuan dari orang tuanya.

Dalam keseharian kita, mungkin ada banyak persimpangan yang membuat kita harus memilih. Kita nggak tahu pilihan mana yang perlu diambil. Kemudian, kita mulai bertanya tentang bagaimana kita mengenal kehendak Tuhan dalam kehidupan kita.

Paulus berkata, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)

Baca juga: Fakta Alkitab: Jadi Penemuan Terbesar Dan Terpenting, Begini Naskah Laut Mati Ditemukan

Ayat di atas cukup menjelaskan kalau sebenarnya, untuk mengenal kehendak Allah ada dalam pola pikir kita. Dalam sebuah unggahan, seorang teman menuliskan, bahwa cara pikir kita menentukan keputusan apa yang akan diambil, sementara keputusan menentukan kualitas hidup seseorang.

Bagi orang percaya, firman Tuhan merupakan corong utama yang menyuarakan kehendak Allah. Namun, firman Tuhan tersebut nggak akan banyak menolong kita kalau kita tidak belajar untuk menaruh pikiran dan hati Bapa dalam diri kita. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." ( Filipi 2:5)

Pada setiap pergumulan yang kita hadapi, kita harus bisa bertanya tentang apa yang Tuhan mau dalam kehidupan kita, nggak hanya berpegang pada pendapat dan pandangan kita. Kalau kita ambil dari sikap ibu di atas, misalnya.

Perceraian atau keinginannya untuk berpisah merupakan pola kehidupan yang dapat diterima oleh dunia ini. Tetapi, jika itu bukanlah pikiran ataupun isi hati Tuhan, maka sudah seharusnya kita tetap berpegang teguh pada kehendakNya.

Soal hal ini, bahkan Yesus pun pernah bergumul di antara kehendak Bapa dan kemanusiaanNya.  "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini  dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42)

Perjalan Yesus di kayu salib merupakan contoh sempurna atas keberanianNya untuk mengikuti kehendak Bapa. Dari sini juga kita dapat belajar bahwa jika kita ingin mengenal kehendak Tuhan, kita harus punya kesiapan hati dan keberanian untuk memikul dan menjalaninya dengan harga termahal sekalipun.

Ketika kita berada dalam persimpangan pilihan, mintalah hikmat pada Tuhan supaya kita mengetahui apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita. Sebab, apa yang dari Tuhan akan selalu membawa damai sejahtera dan sukacita, sesulit apa pun beban pilihan kita nantinya.

"Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:17)

 

Sumber : berbagai sumber/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami