Sebagian dari kita pasti
berpendapat kalau jadi anak orang kaya itu selalu menyenangkan. Karena sudah
bergelimang harta sejak kecil, mereka nggak perlu lagi susah payah untuk
merintis karirnya. Namun, setelah membaca kisah dari Gina Rinehart, kita pasti
akan langsung menganggap kalau hal ini nggak sepenuhnya benar. Sebab, Gina sendiri harus menghadapi banyak tantangan untuk menjadi pewaris yang sukses.
Lang Hancock merupakan raja
tambang di Australia. Di usianya yang masih 38 tahun, ia menemukan deposit
bijih besi besar di tanah keluarganya yang terletak di Western Australia tahun
1950an. Banyak orang mengelu-elukan bisnis pertambangan keluarga mereka.
Padahal, ada Gina Rinehart sebagai anak tunggalnya yang memegang andil penting dalam bisnis pertambangan ini.
Sejak usia muda, Gina sudah
dibebani untuk menjadi putri mahkota alias penerus dari bisnis tambang warisan yang dinamakan Hancock Prospecting. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari Gina.
1. Untuk menjadi sukses, diperlukan sebuah persiapan
Menjadi satu-satunya pewaris nggak lantas
membuat Gina berleha-leha dengan keadaannya. Wanita yang punya nama lengkap
Georgina Hope Rinehart ini mempersiapkan dirinya lewat pendidikan formal di St
Hilda, Anglican School for Girls di Perth dan kemudian belajar ekonomi di The University of Sydney.
Di luar sana, ada banyak orang yang tidak siap untuk mengambil alih perusahaan, sehingga nggak heran kalau sekarang ini ada banyak bisnis yang bangkrut seketika bisnis diambil alih oleh pewarisnya. Gina menyadari kalau dirinya perlu bekal untuk menjadi seorang pewaris. Oleh karena itu, ia mau belajar lebih banyak lagi untuk mempersiapkan dirinya dalam membangun bisnis dari ayahnya tersebut.
Baca juga:
2. Belajar dari ‘bawah’ dapat membuat kita tahan banting
Setelah menyelesaikan studinya, Gina memilih
untuk bekerja sebagai asisten pribadi agar ia bisa banyak belajar soal industri
bijih besi. Padahal, sebagai pewaris tunggal, bisa saja lho, ia langsung dipilih penjadi pemimpin perusahaan.
Ia juga menjelaskan kalau posisinya sebagai
pewaris tunggal tidaklah mudah. Ia juga harus mewarisi utang yang ditanggung
oleh perusahaan ketika ayahnya meninggal. Bahkan, dalam perjalanan kesuksesannya,
Gina pun harus mengalami pertarungan hukum melawan ibu tirinya yang memakan waktu hingga 14 tahun sampai akhirnya permasalahan ini dinyatakan selesai.
3. Bisnis selalu dinamis, sehingga kita harus mau beradaptasi dengan hal baru
Setelah permasalahan utang dan hukum dengan ibu
tirinya selesai, ia kemudian mengembangkan tambang menjadi lebih optimal dan
memperoleh keuntungan besar. Gina berhasil mengembangkan bisnisnya dengan melebarkan sayapnya di beberapa proyek di Australia Barat.
Dikutip dari Detik Finance, seiring dengan kepentingan
pertambangannya, ia juga memiliki bagian dari Channel Ten, salah satu dari tiga
jaringan televisi komersial utama di Australia, dan juga menjadi pemegang saham
tunggal terbesar di grup surat kabar terbesar kedua di Australia, Fairfax Media.
Kalau saja Gina merasa cukup dengan apa yang ada
padanya sekarang ini, mungkin dirinya tidak akan dinobatkan sebagai orang terkaya di Australia.
Kini, berkat kegigihannya
tersebut, Gina merupakan orang terkaya di Australia, bahkan menjadi salah satu
wanita terkaya di dunia dengan total harta mencapai US $ 17,3 M atau sekitar
Rp. 259 T (dengan kurs rupiah Rp. 15.000).