Siapa bilang hidup ini nggak penuh dengan tantangan? Yap,
tantangan biasanya kita kaitkan dengan Tuhan yang hidup.
Bagaimana kita meresponi ketidaktaatan, perbedaan pendapat dan
pemberontakan, semuanya menyangkut hal-hal yang menghancurkan jiwa kita dengan
benar.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk melawan kebohongan
musuh dan tak bernegosiasi dengannya. Kita diperintahkan untuk nggak mengikuti keinginan
daging kita, kita pun didesain untuk memberontak melawan dosa.
Demi Kristus di dalam diri kita, kita harus menentang kematian
dan kehancuran. Kita harus melawan suara yang mengatakan bahwa kita akan kalah
dan menderita sehingga kita akhirnya menjadi pemenang.
Kita akan disambut dengan cinta dan karya Kristus sepenuhnya,
sehingga kebaikanNya lah yang memenuhi setiap aspek hidup kita.
Kita harus menghormati otoritasNya dan kata-kataNya. Kita
harus mengatasi kejahatan dengan baik. Kita harus menentang kebencian dengan
merangkul cinta atau kasih Kita harus memilih bersukacita, sebab :
1.
Sukacita adalah hal yang menopang kita
Di tengah semua penderitaan di dunia ini, kita bisa merasakan
hal yang tak bertanggung jawab, bahkan sembrono sehingga sulit bersukacita.
Namun meski demikian kita di panggil untuk kita, kita pasti
mengalami itu dan bersedih. Memiliki waktu untuk berkabung, meratap, mendesah
dan mengetahui bahwa kita sedang mengalami sebuah kerugian atas usaha kita dan
lain-lain. Tetapi itu nggak berarti kita harus terus bersedih tanpa sukacita.
Sukacita adalah detak jantung kerajaan Allah. Sukacita adalah
hal yang menopang kita, itu adalah kekuatan kita.
Kita bisa tanggung, dan dienuhi harapan dengan sukacita. Jadi
tetap bersukacita apapun situasimu.
2. Sukacita berbeda dari kebahagiaan
Apa sih artinya memiliki sukacita? Saya pikir kita tahu secara
insting bahwa sukacita itu berbeda dengan kebahagiaan. Keduanya luar biasa.
Tetapi sukacita tampaknya menduduki tangga yang lebih tinggi bukan?
Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang berlangsung. Misal
- Saya senang ketika saya bangun dan menyadari itu bukan hari
Senin tetapi hari Sabtu - saya pun libur.
- Saya senang ketika seseorang membawakan saya secangkir kopi.
- Saya senang ketika saya mendapatkan kartu ulang tahun
Semua orang suka bahagia. Tetapi kebahagiaan tidak dapat
diprediksi, dan terasa rentan karena terikat dengan keadaan kita.
3.
Sukacita nggak tergantung dengan keadaan
Sukacita dalam pernikahan, sukacita ketika memiliki cucu,
sukacita ketika anak-anak menjadi aku dan lain sebagainya. Saya pikir itu bukan
sukacita melainkan kebahagiaan.
Sukacita itu adalah perasaan dan emosi yang senang, meskipun
kamu hari ini menderita dan kekurangan uang, atau kamu sedang mengidap sesuatu
penyakit dan lain sebagainya.
Respon hati mengenai sesuatu mempengaruhi sukacita kita.
Sebagai orang Kristen haruslah kita meresponi dengan cara Kristus dengan kasih
dan harapan.
Dengan respon itu kita akan menjadi terang bagi orang lain
meski kita dalam keadaan susah. Tetap semangat ya!