Tuhan Mau Kita Sukses, Tapi Dia Juga Mau Kita Waspada Dengan Bahaya Kesuksesan
Sumber: YourStory

Finance / 29 October 2018

Kalangan Sendiri

Tuhan Mau Kita Sukses, Tapi Dia Juga Mau Kita Waspada Dengan Bahaya Kesuksesan

Lori Official Writer
4117

Di Hakim-hakim 7 dituliskan bagaimana Gideon menjalankan tugas kepemimpinannya dengan sukses. Dia berhasil meraih kemenangan atas orang-orang Midian hanya dengan mengandalkan 300 pasukan saja. Tuhan juga menunjukkan kepada umatNya bahwa Dia adalah sang penyelamat. Karena setiap kemenangan yang mereka raih adalah pemberian dari Tuhan sendiri.

Sayangnya, Gideon lupa dengan peristiwa besar itu. Kisah ini bisa kita lihat di bab berikutnya saat orang-orang Sukot dan Pneul menolak untuk mendukungnya untuk mengejar orang-orang Midian yang melarikan diri (Hakim-hakim 8: 6 & 8). Akibatnya, Gideon pun jengkel dan marah.

Kemarahan Gideon menunjukkan bahwa dia berharap mendapatkan penghormatan atas usahanya. Saat orang Sukot dan Pneul tak percaya kalau Gideon akan berhasil memenangkan orang-orang Midian itu, dia pun tak mau mengakui bahwa mereka memang mustahil untuk menang. Gideon terbawa emosi dan berjanji akan melakukan hal mengerikan jika dia terbukti bisa menaklukkan orang-orang Midian itu.

“Kalau begitu, apabila TUHAN menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak....” (Hakim-hakim 8: 7)

“Lalu berkatalah ia juga kepada orang-orang Pnuel: “Apabila aku kembali dengan selamat, maka aku akan merobohkan menara ini.”” (Hakim-hakim 8: 9)

Kemarahan Gideon menunjukkan bahwa dia haus akan penghormatan dan pengakuan. Kemungkinan saat itu dia berkata kepada Sukot dan Pneul, “Aku akan menunjukkan kekuatanku saat aku kembali. Kamu akan belajar untuk menghormatiku.”

Saat dirinya kembali dengan keberhasilan menangkap Zebah dan Zalmana (Hakim 8: 10-12), Gideon benar-benar menepati sumpahnya. Dia menghajar orang-orang Sukot dengan duri dan onak. Sedang menara Pnuel dirobohkan dan semua orang di kota itu dibunuhnya.

Baca Juga :

Jimmy Wales, Sosok Sukses di Balik Wikipedia yang Berjuang Lawan Berita Hoaks

Benarkah Sukses Itu Seperti Mark Zuckerberg? Ini Definisi Sukses Menurut Alkitab

Hal ini menunjukkan bagaimana Gideon haus akan penghormatan. Sehingga amarahnya muncul ketika ada orang yang tak memberinya penghormatan. Akibatnya, kemenangan Gideon saat itu justru menjadi kesuksesan yang begitu mengecewakan sepanjang hidupnya. Kesuksesannya yang sebelum-sebelumnya telah membuatnya menjadi kecanduan dan sombong.

Hal inilah yang membuat kita harus berhati-hati saat kita mencapai kesuksesan. Sukses bisa dengan mudah menyebabkan kita lupa akan kasih karunia Allah. Karena kita merasa kalau kesuksesan yang kita capai adalah hasil kerja keras kita sendiri. Kesuksesan yang sebenarnya berasal dari Tuhan sangat mudah kita manfaatkan untuk mendapatkan pujian dan kemuliaan bagi diri kita sendiri.

Bayangkan saja, ada banyak orang yang bekerja keras hanya untuk membuktikan dirinya kepada orang lain. Orang-orang yang berusaha melakukan sesuatu untuk tujuan semacam ini pada akhirnya hanya akan diperhadapkan dengan kegagalan. Mereka yang hanya mendasarkan kebahagiaan dan identitas diri pada pekerjaan mereka akan hancur oleh kegagalan karir.

Saat hal itu terjadi, orang-orang ini akan mulai menyadari bahwa status dan uang tidak akan pernah bisa membuatnya bahagia. Kesuksesan bisa membuat seseorang lupa dengan Tuhan dan tak lagi percaya bahwa segala sesuatu yang kita punya adalah berat dari Tuhan semata. Karena itulah tak sedikit dari orang-orang seperti ini akan mulai sombong, angkuh dan haus pujian dan penghormatan.

Di Hakim-hakim 7: 15, dikisahkan bagaimana Gideon menyadari kelemahannya sendiri dan mengerti bahwa kemenangan hanya bisa diperoleh karena kasih karunia. Dan saat itulah dia dengan rendah hati menyembah dan menghormati Tuhan. Tapi kerendahan hati seperti ini hanya dialami oleh Gideon untuk yang terakhir kalinya sebelum dia mengejar orang Midian itu. Setelah mencapai kemenangan, dia pun lupa siapa yang memanggilnya dan memperlengkapinya, menguatkannya dan menyerahkan kemenangan kepadanya.

Apakah kamu adalah tipe seperti Gideon, yang dengan mudah hanyut dalam euphoria kesuksesan. Lalu lupa ingatan dengan segala kebaikan dan pertolongan Tuhan di masa-masa lalu. Setelah itu mulai kecanduan akan rasa hormat, pencapaian besar dan pengakuan dari orang banyak? Mari periksa lagi apa motivasimu untuk sukses.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2: 8-10)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami