Sejak gempa, dan
tsunami yang melanda Palu, Donggala dan Sigi pada 28 September lalu, lebih dari
2000 jenazah telah ditemukan. Kondisi Palu dan sekitarnya ini diperparah dengan terjadinya lukuifaksi yang menyebabkan permukaan tanah jadi ambles.
Dilansir dari BBC,
Di perumahan Balaroa, Kota Palu, sekitar 1.700 rumah tertelan bumi setelah
gempa menyebabkan tanah menjadi cair. Ratusan hingga ribuan oran diyakini terkubur akibat fenomena likuifaksi ini.
Jawaban.com bersama dengan Ferdyanto Thana atau Bang Ferdy, berbincang
seputar bantuan yang diberikan oleh tim Obor Berkat Indonesia (OBI) untuk Palu dan sekitarnya.
Bang Ferdy sendiri langsung mengatakan kalau dalam menyalurkan bantuan ke daerah bencana terbukti menjadi tantangan tersendiri. Hal ini disebabkan karena penerbangan ke Kota Palu amat terbatas, mengingat sebagian landasan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri rusak.
Baca juga: Pesawat Senilai Rp. 810 M Yang Baru 2 Bulan Mengudara Jatuh, Jokowi Minta Dukungan Doa
Hal ini membuat
para relawan dan pekerja kemanusiaan harus mencapai Kota Palu melalui jalur
darat yang melelahkan. Bahkan, akses ke Donggala terputus sehingga bantuan baru bisa disalurkan beberapa hari setelah bencana menggunakan helikopter.
"Pada
awal-awal saya di sana, yaitu tanggal 9, bantuan logistik masih belum bisa
disalurkan dengan maksimal mengingat banyaknya permintaan logistik, sejak saya
datang ke sana, sudah ada beberapa NGO yang berdatangan untuk membantu penanganan bencana di Palu ini," cerita Bang Ferdy.
Bang Ferdy, bersama dengan OBI membantu membantu penanganan bencana
dengan menyalurkan bantuan medis, pengelolaan air, juga terpal untuk dipakai rumah sementara oleh para korban.
“Buat terpal, kami hanya bisa membantu dengan terbatas, sekira 20 atau
30 terpal yang bisa didistribusikan, mengingat banyak terpal yang hilang sejak
di Balikpapan. Namun, setelah beberapa hari aku di sana, atau sekitar 10 hari
pasca gempa, selimut dan logistik seperti susu formula, mie instan, beras, dan
lain sebagainya sudah mulai berdatangan, sehingga bisa segera didistribusikan,” terangnya.
Bersama dengan 4 dokter, 6 perawat, 2 media dan 2 tim support, Bang
Ferdy pergi mengunjungi tempat-tempat yang paling banyak membutuhkan bantuan. Ketika
ditanyakan soal pengalaman yang tidak bisa dilupakan, Bang Ferdy menceritakan
seorang Ibu dan kedua orang anaknya yang kehilangan suami dan kedua anak lelakinya.
“Kita ini kan capek ya, secara di lapangan terus. Bahkan sampai nggak
dapat makan siang lho selama berhari-hari. Ada kalanya saat membantu, saya
merasakan capek. Tetapi saat mendengar cerita Ibu tadi yang datang sambil
menitikkan air mata, rasa capeknya saya ini ternyata nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengalaman ibu ini,” kenangnya.
“Aku sih jadi berpikir lagi, sebesar apa pun bantuan yang kita kasih,
kejadian ini akan tetap membekas buat para korban. Aku disana cuma bisa memberi
tenaga, dan mereka sangat berterima kasih atas kehadiran orang-orang yang mau membantu ini.”
Dengan adanya bencana ini, biarlah kita tetap percaya bahwa Tuhan
memiliki rencana yang indah untuk saudara-saudari kita di Palu dan sekitarnya. Mari
dukung terus pelayanan kemanusiaan CBN agar dapat terus berjalan dan menjangkau
menyeluruh bukan hanya di Palu saja melainkan hingga ke seluruh penjuru
Indonesia yang membutuhkan bantuan.
Kirim donasi Anda ke BCA 522.0309.292 a/n. Yayasan Obor Berkat
Indonesia. Tuliskan di berita setoran Anda “Gempa Palu” dan konfirmasikan
donasi Anda melalui WhatsApp ke nomor 081.890.0043. Tuhan menyertai!