Sekelompok orang yang merupakan
mantan LGBTQ siap untuk turun ke jalanan di Los Angeles, California, Amerika
Serikat untuk mendeklarasikan kuasa kasih Tuhan yang mengubahkan kehidupan mereka.
Kampanye ini akan diadakan pada 4
November mendatang dan di dalamnya akan ada serangkaian ibadah, pujian, dan
kesaksian dari mereka yang menyebut diri mereka sebagai mantan homoseksual,
biseksual, atau transgender. Setiap orang ini berasal dari latar belakang dan
lokasi yang berbeda-beda, tetapi punya satu pesan yang sama, bahwa ada kebebasan dari kebingungan seksual dan dosa dalam Kristus.
Freedom March merupakan kegiatan
kedua sejak pertama kali dilakukan pada bulan Mei lalu, di Washington D. C.
Bersama dengan dua orang yang selamat dari serangan penembakan di kelab malam Pulse, mereka
memutuskan untuk meninggalkan gaya hidup LGBT dan setelah serangan tersebut,
mereka mengalami sebuah hubungan yang mengubahkan kehidupan mereka bersama dengan Yesus.
"Melalui kejadian malam itu,
di Pulse, saya ingat perjuangan saya dalam tindakan-tindakan yang menyimpang
tersebut. Saya mabuk agar bisa lupa akan segalanya dan melakukan seks bebas
yang bahkan berisiko mengantarkan saya pada HIV," ungkap Luis Ruiz, dikutip dari CBN News.
"Ini bukan tentang gay yang kemudian jadi normal. Tetapi ini adalah tentang menyelamatkan mereka yang hilang. Seseorang menemukan saya dan mengatakan pada saya betapa Tuhan akan mengubahkan kehidupan saya kalau saya bersedia untuk berhenti dari semuanya ini dengan keinginan saya sendiri. Kalau saya telah jatuh cinta pada Kristus, maka dia akan melakukan segalanya," lanjutnya.
Baca juga: Komunitas Kristen Ini Beri ‘Free Hugs’ Dalam Sebuah Parade LGBTQ, Ini Alasannya!
Sementara Jeffrey McCall, seorang
mantan pekerja seksual yang hidup sebagai waria bernama Scarlet, merupakan seorang pendiri sekaligus CEO Freedom March.
Jeffrey mengungkapkan kerinduannya agar mereka
yang pernah bergabung dalam komunitas LGBTQ di dengar. Ia ingin dunia
mengetahui kalau setiap orang pasti bisa berubah, terlepas dari siapa kita.
"Saya menginginkan sebuah tempat dimana
setiap orang yang bisa keluar dari kehidupan homoseksual atau transgender bisa
berdiri bersama-sama, untuk mengadakan sebuah momen agar bisa mendengar
kesaksian dari masing-masing orang dan bahkan bisa bicara dalam kemerdekaan
yang mereka miliki dalam Yesus Kristus," terang McCall.