Kehilangan Suami Terpaksa Jadikanku Sebagai Pekerja Malam, Nurhayati Purba
Sumber: solusi

Family / 23 October 2018

Kalangan Sendiri

Kehilangan Suami Terpaksa Jadikanku Sebagai Pekerja Malam, Nurhayati Purba

Inta Official Writer
3148

Namaku Nurhayati Purba. Pada 9 Juni 1994 merupakan hari yang paling gelap buatku. Bukan karena mendung, tetapi tepat pada hari itu, aku kehilangan suamiku yang paling kukasihi. Di hadapan keempat anak kami, aku berusaha menjadi tegar dan berusaha menguatkan mereka. Tidak bisa terbendung rasanya tangisku yang tumpah menangisi kepergian suamiku tersebut. Aku tahu kalau aku harus kuat.

Belum saja melepas kedukaanku, aku harus berpikir tentang bagaimana bisa menghidupi diriku dan keempat anakku. Lewat santunan yang diberikan oleh tetangga dan kerabat dekat saat suamiku meninggal, aku membuka usaha warung kecil-kecilan.

Kepergian suamiku membuatku kehilangan arah. Aku merasakan ada kekosongan dalam diriku. Hal ini kemudian membuatku sering berkumpul bersama teman-teman untuk berjudi. Saat berjudi, aku bisa tidak pulang tiga hari dua malam.

Baca juga: Alkohol Jadi Candu Untuk Solusi Kegagapanku, Kini Tuhan Pakai Aku Sebagai Penginjil–Jerry

Tanpa aku sadari, kebiasaan berjudi membuat uangku ludes. Hal ini membuatku harus berpikir berkali-kali tentang bagaimana bisa melanjutkan hidup bersama anak-anak. Apalagi, mereka juga membutuhkan dana untuk pendidikan. Di tengah lamunanku siang itu, seorang teman mendatangiku dan menawarkan sebuah pekerjaan. Jadi kasir, katanya. Karena sangat membutuhkan uang, tawaran itu langsung kusetujui.

Pekerjaanku adalah seorang kasir kafe malam. Kerlip lampu dan lelaki nakal bukan lagi jadi pemandangan yang aneh buatku. Aku akan pergi di sore hari dan pulang saat hari menjelang subuh. Aku melakukan hal ini semata-mata untuk menyambung kehidupan keluarga kami.

Tentu saja hal ini tidak luput dari perhatian tetangga. Mereka menjulukiku sebagai wanita malam, bahkan secara terang-terangan mereka saling menasihati untuk berhati-hati denganku agar suaminya tidak digoda olehku. Padahal, aku bekerja di sebuah kafe itu hanya sebagai seorang kasir yang tidak pernah mau menemani lelaki mana pun.

Pekerjaanku ini sampai pada teling anakku. Ia terpukul dan protes akan pekerjaanku ini. Tapi, apalagi yang bisa kuperbuat, pikirku. Hanya dengan pekerjaan malam inilah uang yang dihasilkan cukup untuk menghidupi biaya sehari-hari kami.

Saat aku duduk dan menjaga warung, seorang tetangga datang dan memberi nasihat untuk menjalani sebuah kehidupan yang benar. Saat itu juga aku menyadari kalau apa yang kulakukan ini, meskipun kunyatakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tidak membuat kehidupan keluarga kami bahagia.

Ia mengajakku untuk mengikuti sebuah persekutuan. Ada satu kerinduan dalam hatiku untuk datang kepada Tuhan. Dalam persekutuan tersebut, aku meyakinkan diri untuk menjalani kehidupan yang baru, hidup bersama dengan Kristus.

 

Sumber : solusi
Halaman :
1

Ikuti Kami