Penulis beberapa kali
mendengar pengalaman dari teman-teman bagaimana mereka waktu dikecil diminta
oleh orangtua mereka untuk berbohong. Berbohong putih kata ayah-ibu mereka ketika itu. Tidak ada niatan jahat saat melakukannya karena tujuannya adalah murni untuk menolong atau melakukan kebaikan.
Tanpa disadari ketika
mereka menjadi orangtua, hal tersebut mereka terapkan juga kepada anak-anak
mereka. Tidak ada yang salah dari berbohong untuk kebaikan bukan? Namun benarkah hal itu?
Sebagai dasar untuk
mengupas lebih lanjut, ada baiknya kita membaca terlebih dahulu tiga ayat dari Firman Tuhan berikut ini:
Janganlah
kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada yang lainnya. (Imamat 19:11)
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;
Mazmur 34:14)
Tetapi
apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. (Matius 15:18)
Tuhan tidak pernah mengajarkan
kita untuk menyampaikan hal-hal yang tidak sebenarnya. Sebaliknya, Ia menyuruh
kita agar berkata jujur. Bahkan, ia mendorong kita agar mengajarkan hal tersebut kepada generasi di bawah kita (anak-cucu kita).
Ada beberapa alasan
mengapa kita selaku orangtua tidak boleh mengajarkan kepada anak untuk berbohong sekalipun itu dengan alasan baik:
1. Supaya anak tidak meneruskan perbuatan dosa ini kepada generasi di bawahnya.
Sekalipun tujuannya adalah
baik / mulia, tetapi Alkitab jelas mencacat bahwa dosa adalah dosa. Ketika kita
mengajarkan anak untuk berbohong maka ia sedang melakukan dosa dan dosa itu bisa itu lakukan lagi ketika ia menjadi orangtua kelak.
2. Supaya anak tidak terbiasa untuk berkata bohong
Pernah berpikir bahwa
ketika kita sedang meminta anak tidak berkata jujur maka di kemudian hari ia akan
melakukannya tanpa harus kamu suruh atau minta? Bisa jadi, kita lah yang akan jadi korban kebohongan berikutnya.
3. Agar anak bisa benar-benar mempraktikkan Firman Tuhan secara utuh.
Bagaimana supaya anak benar-benar
hidup di dalam kebenaran firman Tuhan? Tidak ada cara lain, selain mengajarkannya secara utuh. Keteladanan orangtua sangat penting di sini.
Saat Firman Tuhan
menunjukkkan bahwa tidak boleh untuk berbohong atau mengucapkan dusta maka
untuk membuat anak mengerti dan mau menaati hal ini adalah dengan kita selaku
orangtua mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan tidak berbohong atau mengucapkan dusta apapun kondisi atau situasi yang dihadapi.
Percayalah, ketika ia
melihat ayah-ibunya hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan yang utuh maka anak pun akan meneladaninya.
4. Supaya hidupnya di bumi ini tidak sengsara
Salah satu buah dari dosa adalah
kesengsaraan. Itu tidak saja kita alami pada saat kita meninggal. Ketika kita masih ada di dunia ini, kita akan merasakan akibatnya.
Oleh karena itu, jika kita
sungguh-sungguh mengasihi anak kita maka kita harus dengan sepenuh hati mendidik dia di dalam takut akan Tuhan.
Itulah empat alasan
mengapa kita tidak boleh mengajarkan kebohongan kepada anak meskipun tujuannya
baik. Percayalah, kita tidak mungkin salah bila hidup di dalam kejujuran karena
Alkitab mengatakannya.