Petinggi lembaga agama, yang terdiri dari Persekutuan
Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI),
Parishada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia
(Walubi), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Persatuan Umat
Buddha Indonesia (Permabudhi), secara bersama-sama telah menandatangani deklarasi perdamaian dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Deklarasi perdamaian dan persatuan ini ditujukan untuk
mengawal perhelatan pemilu damai yang sebentar lagi akan berlangsung. Sebagai negara
yang terdiri dari beragam keyakinan, suku dan ras, umat beragama di Indonesia diharapkan ikut menjaga kerukunan.
Penandatanganan deklarasi perdamaian ini sendiri digelar pada Minggu, 21 Oktober 2018 kemarin.
Adapun 5 butir deklarasi damai ini berisi tentang janji para petinggi lembaga agama untuk :
1. Senantiasa menjaga dan menjalankan fungsi dan peran agama sebagaimana mestinya.
2. Secara aktif mengikhtiarkan dan melakukan penyadaran akan
pentingnya nilai-nilai perdamaian dan persatuan pada semua golongan umat beragama yang sesuai dengan hakikat ajaran agamanya masing-masing.
3. Mendukung dan membantu pemerintah dalam menciptakan iklim
yang sejuk dan kondusif di kalangan masyarakat, sehingga senantiasa tercipta perdamaian dan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);
4. Bahwa Kami dengan penuh kesadaran akan menerima perbedaan
Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) sebagai realitas dan fakta nyata akan keragaman Keluarga Besar Bangsa Indonesia.
5. Senantiasa mewujudkan terciptanya Kerukunan Hidup antar Umat Beragama di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara acara penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Pemilihan Umum Arief Budiman dan Ketua
Bawaslu Abhan.
Menteri Lukman sendiri berharap, setiap deklarasi damai ini
bisa dijalankan oleh seluruh pemimpin lembaga agama demi mewujudkan perdamaian dan
kerukunan bangsa.