Hari ini, Presiden
Korea Selatan (Korsel) Moo Jae-in dijadwalkan bertemu petinggi Gereja Katolik Paus
Fransiskus di Vatikan. Dengan pertemuan itu, Moon optimis perdamaian bisa
tercapai di Semenanjung Korea, wilayah yang masih jadi persiteruan dengan negara tetangganya Korea Utara (Korut).
Presiden Moon
Jae-in, yang juga menganut keyakinan Katolik, menyampaikan bahwa doa yang
dipanjatkan di misa malam di Vatikan kemarin akan bergema menumbuhkan harapan di
hati rakyat kedua negara Korea dan juga semua orang di seluruh dunia yang menginginkan perdamaian.
“Doa kami hari ini akan menjadi kenyataan. Kami akan mencapai perdamaian dan mengatasi perpecahan tanpa gagal,” ucap Moon, seusai misa malam kemarin di St Petrus di Vatikan.
Baca Juga :
Ke Vatikan, Ini Pesan Presiden Korsel dari Kim Jong-un Untuk Paus Fransiskus
Kejutan Dari Korea Utara, Kim Jong Un Undang Paus Fransiskus Berkunjung Ke Pyongyang
Doa itu
sendiri dipimpin oleh diplomat utama Paus, Kardinal Sekretaris Negara Pietro Parolin.
Dalam doanya, Parolin berdoa supaya terjadi perdamaian di Semenanjung Korea, setelah
bertahun-tahun mengalami ketegangan dan perpecahan semoga dentuman ‘damai’ kembali bisa terdengar.
Setelah doa
misa malam kemarin, Moon juga tak lupa menyampaikan undangan pertemuan dari Kim
Jong-un kepada Paus Fransiskus. Kalau hal ini bisa terjadi, maka Moon adalah presiden
yang akan mencatat sejarah karena telah berhasil mempertemukan petinggi negara yang
begitu langka terjadi. Seperti sebelumnya dimana Moon berperan besar dalam mengatur
pertemuan antara Kim Jong-un dan Donald Trump di Singapura pada Juni 2018 lalu.
Dalam pertemuan itu, keduanya membahas tentang rencana bagi kedua negara untuk berkomitmen menjadikan semenanjung Korea bebas nuklir.
“Sama seperti
kekudusan doa kalian sebelum KTT Korea Utara-Selatan, kami membuka jalan yang diinginkan untuk menjamin masa depan yang damai bagi Semenanjung Korea dan dunia,” ucap Moon.
Dia melanjutkan,
kebanyakan sejarah dunia telah dikenang dengan cara yang memalukan yaitu melalui
perang. Tapi terwujudnya penandatanganan akhir deklarasi perang dan perjanjian
damai di Semenanjung Korea akan membongkar rezim Perang Dingin terakhir yang masih tersisa sampai saat ini.
Dalam
sebuah artikel di surat kabar Vatikan, L’Osservatore Romano, Moon menyampaikan pujian
kepada Paus karena sudah mempromosikan dialog bersama tersebut kepada publik. Dia
juga berharap inisiatif perdamaian Korea bisa membantu Vatikan menjalin hubungan baik dengan Korea Utara.
Dia juga berterima
kasih kepada Paus karena sudah memberikan semangat dan harapan yang besar kepada
orang Korea. “Dalam beberapa bulan terakhir, doa dan restu Paus telah memberi
semangat dan harapan besar kepada orang-orang Korea dalam proses mewujudkan perdamaian,” kata Moon.
Kita tentu bersyukur karena Korea Selatan memiliki pemimpin yang memiliki hati untuk mewujudkan perdamaian, bukan hanya untuk bangsanya sendiri. Tetapi juga bagi bangsa-bangsa di dunia. Mari terus berdoa supaya pertemuan, pembicaraan dan rencana yang disusun oleh para pemimpin ini berhasil sesuai harapan.
Sumber : Aljazeera.com/Time.com