Pernah nggak sih, kita secara sengaja mengintip
ramalan-ramalan yang ada dalam sebuah majalah berdasarkan zodiak? Zodiak
sendiri memang diartikan sebagai ramalan bintang yang terbagi menjadi 12,
buat sebagian orang, zodiak bisa
menentukan karakter dan kepribadian berdasarkan tanggal lahir yang sesuai dengan zodiak tersebut.
Ada salah satu influencer atau orang di balik akun dengan jumlah followers cukup
besar di salah satu media sosial yang gemar sekali membagikan kepribadian
seseorang berdasarkan zodiak. Respon dari warganet tentang hal tersebut sangatlah beragam.
Tapi satu hal yang pasti: mereka selalu
menantikan orang ini mengunggah sesuatu hal berdasarkan zodiak. Mulai dari cara
belajar, tujuan wisata, cara pandang, sampai kebiasaan zodiak ini dibahas tuntas oleh influencer ini.
Memahami atau mencari tahu banyak hal soal
jenis-jenis kepribadian memang sesuatu hal yang menarik. Awalnya, saya pribadi
juga menikmatinya. Sampai tercetus dalam hati, ‘kok ini aku banget ya?’ Saat itu juga, Tuhan menegur saya kalau hal ini nggak bisa dibenarkan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita ingat saat mulai mempercayai zodiak.
1. Membuat kita kehilangan gambar diri sebagai anak Allah
"Sebab Engkaulah yang membentuk buah
pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." (Mazmur 139:13). Tuhan
nggak sembarangan menciptakan kita. Ayat dalam Mazmur di atas dengan jelas
kalau Tuhan sendiri menenun diri kita ini sejak berada dalam kandungan ibu kita.
Ketika kita percaya pada kepribadian
berdasarkan zodiak, lalu dilihat oleh kita bahwa orang tersebut cakap, kita
akan cenderung berkata, “Iya lah, dia emang seorang Leo (salah satu zodiak)
jadi pantas saja kalau ia cakap.” Bukannya memuliakan nama Tuhan karena karyaNya dalam kehidupan orang tersebut.
Kita tahu pasti kalau menenun memerlukan
ketelitian dan ketekunan. Tuhan terlibat dalam setiap perkembangan kehidupan
manusia. Ia memperhatikan kita sejak dalam kandungan, sampai kita dewasa, kita ini hidup dalam rencana Tuhan.
2. Membuka celah bagi iblis masuk
“Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan” (Imamat 19:26b). Sifat manusia terlalu kompleks untuk ditulis di atas
kertas. Semakin kita mencoba untuk menemukan siapa diri kita berdasarkan kategori tertentu, terkadang kita sendiri yang jadi menderita.
Alkitab sendiri mau kita untuk tidak
mempercayai ramalan apapun. Ketika kita tergoda dan mulai mempercayainya, sama
saja kita sedang memberi kesempatan pada iblis untuk bisa masuk dalam tipu
dayanya. Ketika kita membuka celah untuk iblis, maka saat itulah kita akan mengalami kejatuhan.
3. Membuat kita melabeli orang lain dan diri sendiri
“Ah pantes aja kamu genit. Gemini, sih!” Ungkapan
di atas adalah salah satu bentuk penghakiman yang kita sematkan pada orang
lain. Karena kita merasa tahu karakteristik dari masing-masing kepribadian
berdasarkan zodiak, tanpa sadar kita jadi membatasi diri dengan orang tersebut.
Kita mulai memilah zodiak mana yang kita harus
jadikan teman, dan mana yang tidak. Padahal, nggak semua orang dengan zodiak
gemini itu genit, misalnya. Setiap orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, terlepas ia terlahir dari zodiak mana pun.
"Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya." (Yohanes 1:12).
Penting buat kita menyadari tentang apa yang
Tuhan katakan tentang siapa diri kita. Apakah zodiak ini Alkitabiah? Tentu
tidak. Tuhan mengatakan kalau kita adalah anak-anaknya. Kita adalah pewaris
Kerajaan Surga. Inilah identitas sejati yang harus kita miliki sebagai orang
percaya.