Nggak banyak orang yang mau mengakui
pengalamannya saat mengalami pelecehan seksual. Padahal, tindakan ini bisa
sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ada seorang
teman yang mengaku pernah mengalami pelecehan seksual saat dirinya travelling
ke sebuah negara. Di sana, ia ditarik dan mengalami tindakan tidak senonoh saat ada pria yang dengan sengaja memegang bagian pahanya.
Karena malu, dirinya berusaha untuk menutupi
hal ini dengan tidak membicarakannya pada siapapun. Tanpa ia sadari, kejadian
ini membuatnya menjadi jaga jarak dengan lawan jenis. Bahkan, ia mengaku tidak nyaman saat harus mengalami kontak fisik dengan seseorang yang tentu saja membatasinya dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Kampanye Me Too merupakan curahan hati buat
mereka yang pernah mengalami pelecehan seksual. Setahun yang lalu, seorang
artis asal Amerika, Alyssa Milano mengunggah sebuah postingan di Twitter,
"Kalau kamu pernah mengalami pelecehan seksual atau jadi korban perkosaan, tulis 'me too' sebagai balasan dari cuitan ini."
24 jam setelahnya, ada lebih dari 500.000 orang
yang menggunakan tagar #MeToo di Twitter. Lewat kampanye ini, ada banyak orang yang akhirnya memilih untuk menyuarakan pengalaman buruknya ini.
Mungkin sebagian dari kita nggak punya
keberanian yang cukup untuk tergabung dalam kampanye ini. Sebagai korban
pelecehan seksual, berikut adalah beberapa tindakan yang bisa kita lakukan, menurut Elizabeth Santosa sebagai salah satu psikolog dan penulis buku.
Pelaku pelecehan seksual biasanya adalah mereka yang hobi menonton film porno.
Dalam beberapa kasus, orang yang suka melakukan
masturbasi atau onani punya kecenderungan pelaku pelecehan seksual. “Buat kemungkinannya
ada 50-50 kemungkinan, tetapi balik lagi, tidak semua remaja yang menonton film
porno adalah mereka yang melakukan pelecehan seksual,” tegas wanita yang akrab disapa Lizzie ini.
Perlu diketahui kalau ada kecenderungan bahwa
orang yang sudah ketergantungan dengan onani atau masturbasi, maka orang tersebut lebih punya potensi untuk melakukan pelecehan maupun pasangannya.
Pesan Ibu Lizzie buat para korban
Kalau kita merupakan korban, pemulihannya
sangat tergantung dengan seberapa besar trauma, lama kejadian ini berlangsung,
dan juga siapa pelakunya. Trauma itu sangat mungkin terjadi, tetapi Ibu Lizzie
menjelaskan kalau pemulihan bisa dilakukan dengan sebuah terapi dan dukungan dari orang-orang sekitar.
Ceritakanlah
"Untuk korban, sesulit apapun, ingatlah
kalau kita nggak pernah sendirian," ungkapnya. Kita harus bisa terbuka
terhadap permasalahan yang kita hadapi. Baik bagi pelaku pelecehan seksual
maupun korban, kita harus menyadari kalau sebagai manusia, kita selalu punya
kelemahan. Disinilah kita membutuhkan orang lain untuk membuat diri kita jadi
semain baik. Kejujuran dan keterbukaan diri adalah jalan menuju kebebasan dari permasalahan.
Sebagaimana kampanye MeToo, kita juga harus
bisa berani menyuarakan permasalahan kita pada orang lain. Pilihlah orang-orang
yang paling tepat untuk berbagi cerita ini. Bagaimanapun, kita harus selalu
ingat kalau kita nggak pernah bisa melakukan segalanya sendirian.
Mengadulah pada Tuhan, mintalah pertolonganNya,
kemudian ceritakanlah pada orang-orang yang bisa kita percayai, sebab lewat
orang-orang sekitar, kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik.