Ada seorang pria yang telah
menikah selama 5 tahun ini. Banyak orang yang menyerukan betapa beruntungnya
kehidupan pria ini. Ia dikelilingi oleh istri yang baik, teman-teman yang
kompak, juga ada keluarga yang senantiasa mendukungnya. Belum lagi dirinya bekerja di sebuah perusahaan asing yang cukup ternama.
Namun, siapa sangka kalau
ternyata dalam hati pria ini, ia merasa kesepian. Di tambah lagi kurangnya kehadiran sang
istri sebab selalu
kelelahan setiap malam karena harus mengasuh anak dan membersihkan rumah dengan baik.
Banyak orang yang menyepelekan
perasaan kesepian, apalagi kesepian bukan lagi soal ada yang menemani atau
tidak. Kesepian adalah sebuah perasaan yang terasing, terisolasi, atau merasa bahwa hubungan kita dengan orang lain tidak memenuhi kebutuhan emosional kita.
Apalagi sebagai lelaki, ada
banyak label yang harus dihadapinya. Nggak boleh cengeng, menangis, mandiri,
mengeluh, dan lain sebagainya. Rasanya, pria tidak punya ruang untuk belajar
mengekspresikan perasaannya. Hasilnya, banyak dari istri mengeluhkan suami yang
tidak terbuka, terlalu sibuk, atau hal lainnya.
Kalau perasaan ini dibiarkan, bisa-bisa suami
mencari pelarian lain, misalnya berselingkuh atau hobinya. Saat inilah peran
istri sebagai penolong sangat dibutuhkan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan saat suami merasa kesepian.
1. Kenali pertandanya
Tidak seperti wanita, kebanyakan pria tidak
pandai untuk mengungkapkan perasaannya. Istri perlu kepekaan untuk mengetahui
dukungan apa yang paling suami butuhkan. Perhatikan bahasa tubuh suami. Saat
suami terlihat murung, lupakan kelelahan kita dan tanyakan apa hal yang bisa kita bantu untuk membuatnya jadi lebih baik.
2. Siapkan telinga untuk mendengar
Ketika menghadapi sebuah masalah, hal yang
paling dibutuhkan seseorang sebenarnya adalah telinga yang mau mendengarkan,
bukan komentator. Jadilah istri yang cepat mendengar namun lambat dalam berkata-kata (Yakobus 1:19).
3. Bantu memenuhi perannya dalam keluarga
Sebuah hubungan pernikahan datang dari dua
pribadi dengan latar belakang yang berbeda. Kalau suami kita datang dari
keluarga yang akrab dan hangat dengan keluarganya, maka memerankan perannya
sebagai suami yang baik akan jadi jauh lebih mudah. Namun, ada pula suami yang memang tidak punya contoh untuk bisa menjadi suami yang baik tersebut.
Untuk itu, sudah menjadi tugas kita untuk
menuntun mereka dalam menjalankan perannya. Perlu diingat kalau menuntun tidak
sama dengan mendikte, apalagi memerintah, melainkan menjadi seorang penolong
dalam berdiskusi mengenai bagaimana cara menjadi seorang suami yang baik.
Dengan menyadari perannya dengan baik, maka suami akan merasa lebih 'hadir' dan dibutuhkan.
4. Kenali bahasa kasih suami
Gary Chapman mengenalkan ada lima bahasa kasih:
sentuhan fisik, kata/pujian yang mendukung, waktu yang berkualitas, hadiah dan
pelayanan. Bahasa kasih merupakan sesuatu yang paling membuat pasangan merasa
paling dicintai. Bahasa kasih yang tepat, ketika kita memberikannya pada suami,
maka akan sangat bermakna dan berharga dalam membangun kedekatan kita sebagai
suami dan istri.
Selain 4 cara di atas, kita juga perlu mencari
sebuah komunitas yang tepat dan sehat untuk pasangan. Baik wanita maupun pria,
kita semua adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi. Mulai sekarang, ayo
hapuskan pemikiran bahwa pria harus lebih kuat dan mampu bertahan dalam situasi
apapun. Nggak ada manusia yang sempurna. Justru, dalam ketidaksempurnaan
itulah, kita dan pasangan akan saling melengkapi satu sama lain.