Picu Gesekan Masyarakat, J. Kristiadi Samakan Kesepakatan Politik Dengan Pernikahan
Sumber: Jawaban.Com

Nasional / 11 October 2018

Kalangan Sendiri

Picu Gesekan Masyarakat, J. Kristiadi Samakan Kesepakatan Politik Dengan Pernikahan

Inta Official Writer
1504

Peneliti senior Centre Strategic and International Studies (CSIS) ungkapkan kalau dalam politik, akan terjadi gesekan terus menerus, saat ditemui seusai menjadi pembicara dalam acara IMAGO: INDONESIA MILLENIAL LEADERS di Jakarta,  6 Oktober 2018 lalu.

"Karena dalam politik itu kita hidup bersama dengan manusia biasa yang punya kepentingannya masing-masing, dan berbeda-beda. Tuhan belum menciptakan manusia yang kepentingannya sama semua," tegas pria yang sudah berkiprah sebagai peneliti selama lebih dari 30 tahun ini.

Agar gesekan tersebut tidak merusak kehidupan dalam bernegara, maka negara perlu sebuah kesepakatan atau platform layaknya hubungan saat menikah nanti. "Kita bersepakat dengan pasangan soal kehidupan pernikahan yang akan dijalani. Begitu juga dengan cara asuh anak, bagaimana mengelola keuangan, dan lain sebagainya," jelasnya. 

“Tetapi karena dalam politik itu penuh dengan godaan kekuasaan, kadang-kadang kita melampaui kesepakatan yang sudah dibuat tadi,” ungkapnya. “Yang paling penting dalam berpolitik, meskipun politik sendiri adalah sebuah medan siasat untuk memperjuangkan cita-cita dari masing-masing kelompok, tetapi (kita) harus tetap tunduk kepada kesepakatan yang telah disetujui,” 

Baca juga: Bambang Noorsena Beberkan 4 Bekal Agar Milenial Gak Jadi Korban Ganasnya Pengaruh Digital

Pria yang lahir di Jogja ini menjelaskan kalau politik adalah medan siasat karena setiap orang yang bertarung punya kepentingan masing-masing dan keyakinan.

"Saya punya cita-cita kalau anak Indonesia jadi hebat-hebat, jadi pendidikan itu penting. Tetapi ada juga yang mengatakan kalau sebagai negara pertanian, jadi yang terpenting petani terlebih dahulu, ada yang mendahulukan nelayan atau juga menginginkan Indonesia untuk bisa bersaing di kelas dunia," katanya saat mengungkapkan contoh dari kepentingan yang dimaksud.

“Permasalahan ini memang adalah gesekan yang perlu terjadi untuk bisa mencapai cita-cita atau idealisme, bukannya gesekan karena transisi kekuasaan,” lanjutnya.

J Kristiadi mengungkapkan kalau inilah alasan pentingnya peran gereja dalam mendidik umat dalam berpolitik.

“Gereja seharusnya mendidik kader, sehingga mereka mengetahui bagaimana menjadi pemimpin yang bisa memerintah diri sendiri, bahkan tidak hanya memerintah, mereka juga bisa berdaulat atas dirinya sendiri,” ungkapnya.

Berdaulat disini berarti orang percaya harus bisa mengendalikan diri dari penjajahan nafsu agar roh berkuasa dan tidak mudah tergoda dalam nikmat kekuasaan. J Kristiadi mengatakan kalau sumbernya adalah nilai Kristiani itu sendiri. Tuhan Yesus telah memberi contoh kalau dirinya adalah pengikut yang mau mati di kayu salib.

“Menjadi pemimpin Kristiani harus bisa memperjuangkan semua orang tanpa peduli asal usul, status sosial, dan lain sebagainya, juga bersama-sama dengan kelompok lain untuk mewujudkan masyarakat yang bahagia,seperti kata-kata konstitusi,” tutupnya. 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami