Saat kita di posisi dalam kebingungan, kadang Tuhan meminta
kita untuk diam. Tapi, di tengah dunia yang serba sibuk ini, sulit sekali untuk mendapatkan waktu yang sunyi sendirian dan bermeditasi di dalam Tuhan.
Tapi bagi Brent Hairr, momen hening semacam ini justru didapatkannya
ketika dirinya sedang menunggu kereta api saat hendak menyeberang. Saat dia menunggu,
tiba-tiba Tuhan memakai sebuah lagu yang terdengar melantun di radio. Siapa sangka alunan lagu itu justru mengirimkan pesan khusus yang begitu kuat kepada Brent.
Pengalaman ini terjadi di suatu hari itu saat Brent mengendarai mobilnya untuk menghadiri rapat kerja.
Tapi lampu merah yang tiba-tiba menyala di rel kereta api memaksanya untuk berhenti.
Dia sebenarnya bukan dalam kondisi terburu-buru, karena itulah dia merasa masa
menunggu ini sama sekali tak mengganggunya. Tapi siapa kira di masa-masa menunggu itu, Brent justru mendapat kesan mendalam momen menunggu itu.
Pikiran Brent tiba-tiba melayang ke sebuah kenangan masa
lalu. Jejak kereta api yang terdengar itu membawanya pada kenangan akan seorang
rekan kerja yang tewas akibat tertabrak kereta api. Sesaat dia begitu kaget karena kembali mengingat kecelakaan tragis yang terjadi beberapa tahun silam itu.
“Kami benar-benar bekerja di shift yang berbeda karena itu aku tak mengenalnya cukup baik. Aku
tak tahu apakah dia sudah menerima keselamatan dan karunia yang ditawarkan Yesus,” kata Brent dalam hati.
Dia terus bertanya-tanya tentang hal itu pada dirinya
sendiri. Apakah dia sudah percaya? Apakah dia sudah menerima Kristus sebagai juru slamatnya?
Siapa sangka, Tuhan sendirilah yang menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan
Brent. Bukan dengan cara yang spektakuler, tapi dengan cara yang sederhana. Hanya lewat sebuah lagu.
Saat mendengar lagu itu, hati Brent benar-benar remuk. Di merasa begitu sedih dan hancur.
Mengingat dia sedang dalam perjalanan berangkat ke rapat
kerja, sebenarnya dia iseng-iseng saja menghidupkan radio dan berpikir lagu-lagu
yang diputar bisa memperbaiki mood-nya.
Dan semangatnya meningkat saat dia menyadari kalau lagu yang diputar di radio saat itu bukan sebuah kebetulan melainkan campur tangan Tuhan.
Teman Brent yang meninggal karena kecelakaan itu adalah penggemar
berat penyanyi Eric Clapton. Dia ingat sekali suatu ketika saat di tempat kerja, temannya menyampaikan kalau Eric adalah pemain gitar terhebat di dunia.
Dan saat Brent menyalakan radio, lagu Tears in Heaven Eric Clapton
pun menyambutnya. Kalimat pertama yang terdengar dalam lantunan lagu itu berbunyi, “Would you know my name if I saw you in heaven?” (Apakah kamu tahu namamu kalau aku bertemu denganmu di surga?)
Setelah mendengar lagu itu, dia tak lagi bertanya-tanya apakah
temannya sudah menerima Kristus atau belum. Dia yakin betul kalau saat ini dia sudah di surga.
Bahan
Renungan:
Ya, Tuhan memang berbicara kepada kita dengan banyak cara. Kadang
cara itu gak kita pikirkan sama sekali. Dan hal itulah yang membuat kita merasa
terkesan. Tuhan memang unik dan karena kasihNya, Dia mau selalu terhubung
dengan kita setiap saat. Tak peduli dalam kondisi apapun kita, entah di tengah kebisingan
atau keheningan. Dia tetap bisa berbicara dengan kita.