Pada Selasa, 9 Oktober 2018 lalu,
berita duka datang dari keluarga
salah satu legenda komedian,
Indro Warkop. Nita Octobijanthy (59) menghembuskan napas terakhirnya saat tengah berjuang melawan kanker paru yang menyerang tubuhnya.
World Health Organization (WHO)
mencatat kalau tidak hanya istri Indro Warkop, di luaran sana ada sekitar 1,7
juta orang di dunia yang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. Jumlah
ini jauh lebih banyak kalau dibandingkan dengan kasus kematian akibat kanker usus, hati, dan payudara.
Sebagai bahan waspada, kita juga perlu menjaga diri dengan mengetahui kebenaran soal kanker paru ini.
1. Menyerang sebagian besar perokok
Jamal Zaini, salah satu dokter
spesialis paru di RSUP Persahabatan menjelaskan kalau skeitar 80% pasien penderita kanker paru adalah
perokok. Hal ini karena dalam rokok terdapat tar yang sifatnya merusak saluran
pernapasan, tanpa
terkecuali jaringan paru.
"Awalnya itu merusak sel-sel
epitel, lalu fungsinya rusak, baru jadi kanker," jelas Jamal, dilansir
dari Liputan6. Selain rokok, ada
beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan kanker paru. Faktor tersebut bisa
berupa polusi udara, lingkungan yang tidak sehat, usia yang sudah menua, atau juga bisa riwayat keluarga.
2. Kanker paru juga menyerang perokok pasif
Kita semua pasti mengetahui kalau
dampak yang diakibatkan dari rokok tidak hanya mempengaruhi perokok aktif, melainkan
juga perokok pasif. Semakin lama perokok pasif terpapar karsinogen, yang
merupakan salah satu zat dalam rokok yang berpotensi sebabkan kanker, maka makin besar pula risiko terkena kanker paru.
3. Setiap orang berpotensi kena kanker paru
Dr Elisna Syahruddin, SpP(K),
PhD menjelaskan kalau setiap orang punya
potensi tumbuhnya sel kanker paru di dalam tubuhnya. Namun, hal ini bisa disembuhkan oleh tubuh dengan sendirinya. Kita menarik dan mengeluarkan napas.
Dalam momen tertentu terdapat
mukosa atau selaput lendir di saluran pernapasan dari hidung hingga ke bronkus yang rusak. Kalau jumlahnya sedikit, tubuh masih bisa memperbaikinya.
"Kalau ada yang slip, dia menjadi tidak normal, yaitu bibit-bibit kanker. Tapi, tidak segampang itu menjadi kanker. Ada mekanisme tubuh sendiri untuk menghilangkan yang tidak normal tadi. Maka tidak semua orang terkena kanker," tegas Elisna.
Baca juga:
4. Kanker paru bisa dideteksi sedini mungkin
Alodokter menjelaskan kalau
kanker paru termasuk salah satu jenis kanker yang paling bisa dicegah. Mulanya,
memang belum ada tanda atau gejala yang jelas soal penyakit ini. Namun,
kemudian batuk berkelanjutan sampai mengeluarkan darah, nafas pendek, dan sering kelelahan tanpa alasan bisa menjadi gejala-gejala awalnya.
Perlu kita ketahui kalau seorang
perokok yang ingin berhenti menjadi perokok, setidaknya membutuhkan waktu
sekitar 15 tahun setelah berhenti merokok agar kondisi paru sama dengan orang yang tidak pernah merokok.
1 Korintus 6:19: “Atau tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang
kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!”
Apakah merokok merupakan satu tindakan untuk
memuliakan Tuhan? Tentu jawabannya adalah tidak. Tuhan telah memberikan tubuh
kita ini secara sempurna. Tugas kita adalah memelihara dengan baik. Untuk itu,
kalau merokok membahayakan bagi kesehatan, kita sudah tidak punya alasan untuk
menjalaninya lagi.